Find Us On Social Media :

Bahayakah Ibu Hamil Makan Garam? Berisiko Tapi juga Ada Manfaatnya

Bahayakah ibu hamil makan garam?

GridHEALTH.id – Selama masa kehamilan, pola makan ibu sangat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ibu hamil boleh mengonsumsi garam?

Ya, garam memang merupakan bahan penting dalam makanan.

Tetapi, perlu Anda ingat bahwa terlalu banyak mengonsumsi garam juga bisa menimbulkan risiko kesehatan.

Wah, apa saja ya risikonya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Bahayakah ibu hamil makan garam?

Melansir dari berbagai sumber, inilah penjelasan apakah garam berbahaya bagi ibu hamil dan bagaimana cara mengonsumsinya dengan aman.

1. Manfaat garam bagi tubuh

Garam adalah sumber utama natrium, mineral penting yang diperlukan tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan, membantu fungsi saraf, dan kontraksi otot.

Pada ibu hamil, natrium juga dibutuhkan untuk perkembangan janin, termasuk perkembangan sistem saraf dan otak. Oleh karena itu, mengonsumsi garam dalam jumlah yang cukup sangat penting selama kehamilan.

Namun, jumlah garam yang dikonsumsi harus diperhatikan karena asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

2. Risiko garam berlebih bagi ibu hamil

- Tekanan darah tinggi

Salah satu risiko utama mengonsumsi terlalu banyak garam adalah meningkatnya tekanan darah. Saat garam dikonsumsi berlebihan, tubuh menyimpan lebih banyak cairan untuk menetralkan natrium, yang dapat meningkatkan volume darah dan menambah beban pada jantung serta pembuluh darah.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan dapat meningkatkan risiko preeklamsia, kondisi berbahaya yang memengaruhi ibu dan janin.

Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Minum Vitamin Setiap Hari Meski Gizi Lengkap Keluarga Sehat Sudah Terpenuhi?

- Pembengkakan (edema)

Ibu hamil sering kali mengalami pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, dan tangan. Konsumsi garam yang berlebihan dapat memperparah kondisi ini. Garam membuat tubuh menahan lebih banyak cairan, sehingga menyebabkan pembengkakan yang lebih parah dan tidak nyaman.

- Retensi cairan

Selain pembengkakan, retensi cairan atau penumpukan cairan dalam tubuh juga bisa menjadi masalah. Hal ini tidak hanya membuat ibu hamil merasa lebih berat dan tidak nyaman, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi ginjal dan menambah beban kerja organ tubuh lainnya.

3. Konsumsi garam yang aman untuk ibu hamil

Meskipun mengonsumsi garam penting untuk keseimbangan natrium, ibu hamil sebaiknya membatasi asupannya.

Menurut banyak ahli kesehatan, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi garam secukupnya, sekitar 2.300 mg natrium per hari atau setara dengan 1 sendok teh garam.

Berikut beberapa tips untuk mengontrol konsumsi garam selama kehamilan:

- Hindari makanan olahan dan instan seperti keripik, makanan kalengan, dan mie instan karena biasanya mengandung garam yang sangat tinggi.

- Pilih makanan segar dan alami, seperti sayuran, buah-buahan, dan daging tanpa tambahan garam.

- Gunakan garam beryodium untuk memenuhi kebutuhan yodium yang penting bagi perkembangan otak janin.

- Perhatikan label makanan dan pilih produk yang rendah natrium.

Ibu hamil tetap membutuhkan garam untuk menjaga keseimbangan cairan dan mendukung perkembangan janin, tetapi konsumsinya harus diperhatikan agar tidak berlebihan. Asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, preeklamsia, dan pembengkakan.

Dengan mengatur jumlah garam yang dikonsumsi dan memilih makanan yang lebih sehat, ibu hamil bisa tetap menjaga kesehatan dirinya dan bayi dalam kandungan. (*)

Baca Juga: Cuaca Panas Tengah Melanda, Awas 5 Gangguan Kesehatan Ini Rentan Dialami Ibu Hamil