GridHEALTH.id - Demensia Alzheimer adalah proses penyakit dengan hendaya berat fungsi otak (kemampuan kerja otak menurun) atau disebut gangguan pikun, yang berlangsung secara progresif yang mengakibatkan gangguan berpikir, mengingat, mental, emosi dan perilaku.
Penyakit Alzheimer mengakibatkan aktivitas kita sehari-hari terganggu.
Umumnya yang terkena orang usia lanjut, walau bisa juga pada usia lebih muda.
Baca Juga : Sering Kedutan? 4 Perawatan Mata ini Dapat Dilakukan di Rumah
Dikutip dari depkes.go.id, pada acara memory walk Alzhemiers, di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, mengatakan ada 10 gejala umum Demensia Alzheimer yaitu :
1. Gangguan daya ingat. Gejalanya diakibatkan karena sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali, dan lupa tempat parkir dimana.
Baca Juga : Pijat Bayi dengan Baby Losion, Metabolisme dan Daya Tahan Tubuh Optimal
2. Gejala Alzheimer adalah sulit fokus yaitu sulit melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari, lupa cara memasak, mengoperasikan telepon, tidak dapat melakukan perhitungan sederhana, bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.
3. Sulit melakukan kegiatan familiar, yaitu seringkali sulit merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari bingung cara mengemudi, sulit mengatur keuangan.
4. Disorientasi, bingung akan waktu (tanggal, hari-hari penting), bingung dimana mereka berada dan bagaimana mereka sampai disana, tidak tahu jalan kembali ke rumah.
5. Kesulitan memahami visuospasial yaitu sulitnya membaca, mengukur jarak, membedakan warna, membedakan sendok/garpu, tidak mengenali wajah sendiri dicermin, menabrak cermin, menuangkan air digelas namun tumpah/tidak tepat penuangannya.
Baca Juga : Baby-Led Weaning Berbahaya Bagi Bayi, Jangan Asal Ikut Trend!
6. Gejala Alzheimer dapat juga dikenali melalui gangguan berkomunikasi, yaitu kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat untuk menjelaskan suatu benda, seringkali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya.
7. Menaruh barang tidak pada tempatnya dan kadang curiga ada yang mencuri atau menyembunyikan barang tersebut, juga termasuk gejala Demensia Alzheimer.
8. Salah membuat keputusan, seperti kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat untuk menjelaskan suatu benda seringkali berhenti ditengah jalan dan sulit untuk melanjutkan kembali.
9. Menarik diri dari pergaulan, tidak memiliki semangat ataupun inisiatif untuk melakukan aktivitas atau hobby yang biasa dinikmati, tidak terlalu semangat untuk pergi bersosialisasi.
10. Adanya perubahan perilaku dan kepribadian, emosi berubah secara drastis, menjadi bingung, curiga, depresi, takut atau tergantung yang berlebihan pada anggota keluarga, mudah kecewa, marah dan putus asa baik di rumah maupun dalam pekerjaan.
Baca Juga : Tidur Mendengkur Jangan Anggap Biasa dan Wajar, Dampaknya Menyeramkan
Melansir dari thehealtsite, sebuah spenelitian baru-baru ini yang dilakukan di Universitas Federal Rio de Janeiro mengungkapkan bahwa latihan fisik dapat membantu melawan hilangnya ingatan yang disebabkan oleh Alzheimer serta menunda timbulnya jenis demensia yang paling umum.
Para peneliti di Universitas Federal Rio de Janeiro (UFRJ), membangun hubungan antara kadar irisin, hormon yang diproduksi oleh tubuh selama latihan, dan perkembangan penyakit progresif, lapor kantor berita Xinhua.
Pada penelitian ini, percobaan dilakukan dengan sebuah tes yang dilakukan pada tikus dengan Alzheimer.
Dari hasil percobaan ini menunjukkan tingkat irisin yang rendah pada otak penderita Alzheimer, dan pembalikan kehilangan memori ketika tingkat irisin ditingkatkan melalui latihan fisik.
Studi ini menunjukkan bahwa "kadar hormon ini sebenarnya menurun pada otak pasien dengan Alzheimer", kata Sergio Ferreira, Profesor di UFRJ. Selain itu, tim menunjukkan bahwa dengan meningkatkan kadar hormon, "memori meningkat".
Baca Juga : Manfaatkan Air Sebagai Alat Bantu Bercinta, Sekali Coba Ketagihan
Dengan menunjukkan bahwa "irisin adalah mediator penting dari efek menguntungkan dari olahraga," temuan menunjukkan hormon dapat menjadi "agen baru yang mampu melawan kegagalan sinaps dan gangguan memori", kata penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine.
Penelitian ini juga memperkuat pentingnya aktivitas fisik dalam mencegah kehilangan memori dan penyakit otak, termasuk Alzheimer, menurut penelitian itu.
Alzheimer adalah penyakit degeneratif yang mengikis memori, akhirnya mengganggu bahasa, penalaran, dan fungsi mental lainnya.
Source | : | thehealthsite.com |
Penulis | : | Herlina Noor Setiyawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar