GridHEALTH.id - Masalah mata dan penglihatan pada bayi memang jarang terjadi.
Tapi Seiring berjalannya waktu, bisa saja muncul masalah kesehatan mata dan masalah penglihatan.
Berikut adalah pengetahuan yang sebaiknya diketahui oleh semua orangtua, tanpa kecuali, supaya bisa melihat ada atau tidak yang harus dicurigai mengenai kondisi mata anak, khususnya penglihatannya.
Karena jika si kecil mengalami hal di bawah ini, maka penglihatannya akan terganggu.
Jika penglihatan terganggu maka perkembangannya pun akan terhambat.
Baca Juga : 5 Manfaat Berenang untuk Anak, Membuat Anak Fokus di Sekolah!
Excessive tearing. Kondisi ini mata si kecil kerap berair. Penyebabnya adalah karena saluran air mata tersumbat dan atau air mata tidak bisa mengalir normal.
Jika ini yang terjadi kemampuan visual si kecil menjadi terganggu.
Untuk diketahui, duktus air mata yang tersumbat biasa terjadi pada bayi yang baru lahir. Kondisi ini biasanya akan membaik tanpa perawatan selama tahun pertama kehidupan.
Karena itu duktus air mata yang tersumbat hampir selalu bisa diperbaiki. Pengobatan tergantung pada penyebab penyumbatan dan usia penderita.
Red or encrusted eye lids. Kondisi ini kelopak mata si kecil terlihat merah.
Ini bisa menjadi pertanda adanya infeksi mata. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya; infeksi kelopak mata yang disebabkan bakteri, disfungsi kelenjar miibom (MGD), mata kering, infeksi kelopak jamur, terkena infeksi parasit (tungau bulu mata Ddmodex).
Baca Juga : Ibu Hamil Tua Sulit Tidur Nyenyak? Ini Tips Untuk Mengatasi
Satu hal yang perlu diperhatikan, beberapa peneliti percaya kedua kondisi ini sebenarnya adalah bagian dari satu proses penyakit mata kronis.
Constant eye turning. Kondisi ini menandakan adanya masalah dengan kontrol otot mata.
Menurut American Optometric Association dan American Ophthalmological Association, semua anak harus menjalani pemeriksaan pertama sekitar usia 9 bulan.
Namun, jika terlihat mata yang ekstrem atau konstan, sepeti contans eye turning ini, maka bayi harus diperiksa sebelum 9 bulan.
Jika ada kesalahan yang berarti pada gerak mata dan refraksi, mata si kecil perlu dievaluasi dan dikoreksi sedini mungkin.
Penanganan sesuai dengan kondisi dan kasus.
Extreme sensitivity to light. Kondisi ini adalalah mata yang terlalu sensitif terhadap cahaya, juga bisa merupakan sebuah gejala dari penyakit yang tidak secara langsung mempengaruhi mata, seperti penyakit yang disebabkan virus atau sakit kepala parah atau migrain.
Baca Juga : Obat Kuat Bercinta, Banyak Disekitar Kita Tapi Belum Banyak yang Tahu
Kondisi ini bisa juga karena abrasi kornea, uveitis, dan gangguan sistem saraf pusat seperti meningitis.
Kepekaan cahaya juga terkait dengan retina yang terlepas, terbakar sinar matahari dan operasi refraksi.
Mereka yang mengalami ini biasanya mengalami albinisme (kekurangan pigmen mata), defisiensi warna total (hanya terlihat dalam warna abu-abu), botulisme, keracunan merkuri, konjungtivitis, keratitis dan iritis.
Penyakit langka tertentu, seperti kelainan genetik keratosis follicularis spinulosa decalvans (KFSD), dilaporkan bisa menyebabkan bayi mengalami kondisi ini.
Bahkan beberapa obat-obatan pun bisa menjadi penyebab, semisal belladonna, furosemid, kina, tetrasiklin dan doksisiklin.
Baca Juga : Mata Jendela Hati Juga Deteksi Penyakit Seseorang, Ini Cara Melihatnya
Appearance of a white pupil. Jika mata manusia terkena lampu blitz dan difoto, maka hasil foto akan menunjukan warna merah pada mata.
Nah, bayi dengan kasus appearance of a white pupil, justru tidak menampakan gambar merah pada fato, tapi putih.
Kondisi ini bisa menjadi tanda peringatan adanya kondisi mata yang perlu mendapat diagnosa dokter mata anak.
Karena kondisi ini bisa saja indikasi:
* Corneal ulcer alias bisul di kornea. Sebagian besar ulkus kornea disebabkan oleh infeksi.
Infeksi bakteri menyebabkan ulkus kornea dan umum pada orang yang memakai lensa kontak.
Baca Juga : Siapa Sangka, Menyusui Mengurangi Resiko Alzheimer di Kalangan Wanita
Infeksi virus juga kemungkinan penyebab ulkus kornea. Virus tersebut termasuk virus herpes simpleks atau virus varicella.
* Retinoblastoma. Retinoblastoma adalah kanker pada mata yang umumnya dialami oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun, namun dapat juga dialami oleh orang dewasa.
Retinoblastoma menyerang selaput jala mata atau retina yang terletak pada dinding mata sebelah dalam.
Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata.
* Uveitis. Merupakan suatu peradangan yang terjadi pada lapisan uvea. Kondisi ini membutuhkan pertolongan medis segera.
Uveitis dapat terjadi secara bertahap dalam beberapa hari atau terjadi secara tiba-tiba.
Penderita uveitis dengan gejala bertahap biasanya akan merasakan penurunan pada daya penglihatannya, seperti pandangan yang menjadi buram.
Baca Juga : Ini Dia, 5 Latihan Sederhana Bakal Bikin Langsing Dalam Satu Bulan!
Jika dilihat dari luar, mata penderita penyakit ini tetap terlihat normal.
Sedangkan penderita uveitis dengan gejala yang tiba-tiba berkecenderungan untuk merasakan nyeri pada mata mereka.
Satu hal yang yang harus orangtua perhatikan, jangan lupa untuk selalu memperhatikan kondisi mata si kecil setiap hari.
Jika ada yang aneh, janggal, apalagi ada tanda-tanda seperti yang telah diulas di atas, segera periksakan si kecil ke dokter mata anak.
Source | : | www.aoa.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar