GridHEALTH.id - Tidak hanya pria, beberapa wanita sering kali mengonsumsi minuman berenergi.
Minuman berenergi dapat dengan mudahnya ditemukan di berbagai macam kedai hingga supermarket.
Baca Juga : Kenali Penyebab Stroke yang Merenggut Nyawa Aktor Senior Robby Tumewu
Kandungan kafein dalam minuman berenergi sma halnya seperti kopi, dapat menjadi doping di saat tubuh mulai lelah atau capek.
Beberapa peneliti lainnya menyatakan bahwa minuman berenergi dapat memicu timbulnya penyakit stroke.
Baca Juga : Ternyata Ini Manfaat Sunat Bagi Pria, Rugi yang Belum apalagi Tak Mau
Hal ini menjadi sorotan masyarakat mengenai bahaya dari minuman berenergi.
“Minuman berenergi mengandung kafein dan terkadang stimulan lainnya. Kami menemukan bahwa beberapa orang yang datang ke rumah sakit mengaku stroke atau pendarahan otak yang parah,” papar dokter reumatologi dr Rula Hajj-Ali, MD.
Setelah meminum minuman tersebut dokter menyatakan bahwa mereka terkena reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS).
Baca Juga : Bukan Karena Stroke, Robby Tumewu Meninggal Karena Infeksi Paru
Reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS) adalah kondisi langka yang terjadi sebagai akibat dari penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Gejala utama RCVS adalah sakit kepala mendadak, parah, dan melumpuhkan saraf kepala yang biasa disebut dengan thunderlap headache.
Gejala lain dapat termasuk kesemutan dan mati rasa di berbagai bagian tubuh, serta kejang.
Baca Juga : Jangan Buru-buru Minum Obat, Cara Alami Ini Ampuh Atasi Sakit Kepala Mendadak
Sebuah penelitian menyatakan bahwa mengonsumsi minuman berenergi di usia muda dapat menyebabkan jantung berdebar hingga keracunan kafein.
Lebih mengerikannya, minuman berenergi dapat membuat kerusakan pada jaringan otak.
Beberapa orang mensugesti diri bahwa minuman berenergi dapat membuat kita tetap terjaga, tidak merasa lelah atau mengantuk, dan tetap bersemangat, tapi tidak meningkatkan daya pikir apalagi pada usia muda.
"Sayangnya, minuman berenergi dipasarkan terutama untuk remaja, bahkan di media sosial," katanya.
Baca Juga : Infeksi Saluran Kemih pada Bayi, Berikut Tanda-tanda dan Cirinya
"Kita harus mendidik anak-anak dan pihak sekolah tentang bahaya mengonsumsi minuman berenergi," tambahnya.
Sebetulnya ketika kita merasa lelah ataupun kurang berenergi, yang kita butuhkan bukan minuman berenergi tetapi istirahat yang cukup dan kecukupan gizi yang baik.
Source | : | Cleveland Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar