GridHEALTH.id - Cat kuku atau kuteks merupakan salah satu pelengkap penampilan yang sering menghiasi jari-jari wanita.
Beragam warna dan jenisnya membuat wanita tertarik menggunakannya saat menghadiri pesta atau acara lain demi terlihat semakin menarik dan cantik.
Cat kuku (nail polish) terdiri dari dua macam, yaitu akrilik dan gel.
Baca Juga : Cukup Di rumah, Lakukan 5 Perawatan Kecantikan dengan Kayu Manis
Sayangnya, cat kuku yang sering kita pakai sebenarnya memiliki kandungan berbahaya bagi kulit dan area Miss V.
Dilansir dari laman DailyMail, dalam cat kuku yang menarik dan berwarna-warni tersebut terkandung metakrilat.
Baca Juga : Viral Berita Kepala Bayi Putus Saat Dilahirkan, Begini Kronologisnya
dr. David Orton selaku Perwakilan British Association of Dermatologists (BAD) menjelaskan bahwa alergi yang ditimbulkan metakrilat tergolong susah dideteksi.
Zat kimia tersebut dapat menyebabkan kuku menjadi rapuh dan mengendur.
Karena, reaksi tersebut tak hanya pada ujung kuku atau tangan, tapi juga area tubuh lainnya termasuk area kewanitaan.
Selain itu, pada penelitian BAD menyebutkan bahwa metakrilat dapat menyebabkan ruam kulit dan rasa gatal pada area kewanitaan jika pengguna cat kuku sering menyentuh area Miss V.
Baca Juga : Skip-Care: Tren Kecantikan ala Korea Terbaru yang Mudah Diikuti
Sekitar 2,4% wanita mengaku menderita alergi setelah memakai cat kuku yang mengandung metakrilat.
Selain metakrilat, zat kimia berbahaya yang kerap ditemukan pada cat kuku adalah toulena.
Bahan kimia ini berfungsi sebagai pelarut atau pengencer cat kuku yang digunakan untuk mempertajam warna.
Menurut dr. David Orton, zat ini dapat merusak sistem saraf, terlebih jika digunakan dalam jangka panjang.
Dalam jangka pendek, para penggunanya juga dapat merasakan beberapa efek negatif, mulai dari iritasi mata, pusing, serta mudah lupa.
Baca Juga : 4 Cara Peregangan Paling Santai Dan Mudah Dilakukan Sebelum Tidur
Kasus ekstremnya lagi, jika pengguna cat kuku sering sering menyentuh area wajah dapat menyebabkan infeksi pada area wajah bahkan dapat menyebar hingga kelopak mata.
Selain itu, dilansir dari laman Cleveland Clinic dampak negatif akibat sering memakai cat kuku adalah:
Infeksi bakteri
Jika kuku atau area di sekitar kuku tampak merah, panas atau bengkak beberapa hari setelah menggunakan kuteks, kemungkinan besar dapat menimbulkan infeksi bakteri kulit atau kuku.
Perawatan dapat termasuk antibiotik untuk mengeringkan daerah tersebut.
Infeksi jamur
Kuku yang menguning dan mulai lepas adalah pertanda jamur kuku. Infeksi jamur mungkin tidak muncul selama berbulan-bulan.
Baca Juga : Sering Menonton TV Setiap Hari? Hati-hati Jumlah Sperma Dapat Menurun
Namun hal ini biasanya menjadi kuku terlihat jelek dan tidak sehat.
Infeksi virus
Infeksi virus yang paling umum terjadi pada kaki. Biasanya, bintik-bintik gelap muncul dan menutupi permukaan kuku yang terserang infeksi.
Tapi biasanya tidak terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Meskipun sudah dilarang menggunakan bahan-bahan kimia seperti metakrilat dan toulena, masih saja ada sebagian produsen cat kuku yang masih menggunakan bahan terlarang ini.
Sebagai konsumen, kita wajib selektif memilih cat kuku dari bahan-bahan yang aman dan mengurangi intensitas penggunaannya. (*)
Source | : | Daily Mail,Cleveland Clinic,British Association of Dermatologists,bad.org.uk |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar