Apalagi kalau anak tinggal di daerah dataran tinggi. Bagaimana pula jika pencetusnya adalah debu yang ada di mana-mana. Walhasil, si kecil pun menderita akibat gangguan alerginya.
Bersin-bersin di pagi hari, kulit gatal karena debu, atau asmanya mendadak kumat saat membaca buku-buku lama.
Baca Juga : Tips Supaya Bayi Tidak Terinfeksi Bakteri TBC, Lakukan 4 Hal Berikut
Dengan alat bioresonansi bernama Bicom, maka serangkaian gangguan alergi tersebut dapat diminimalkan, bahkan disembuhkan.
Berdasarkan penelitian Schumacher,jelas Syahrial, lewat terapi bioresonansi 83% pasien alergi sembuh total, alerginya tidak kambuh; 11% mengalami perbaikan, alergi yang dialaminya jarang kambuh; 4,5% alergi kembali lagi (relaps), umumnya ini dialami karena pasien tidak melakukan pantangan saat terapi.
Lalu sisanya (1,5%), tidak diketahui hasilnya, karena pasien tidak pernah kontak lagi dengan zat alergen.
Syahrial bercerita, dirinya pernah menerapi pasien anak, dan setelah empat kali terapi, pasien itu mengalami perbaikan. Kekambuhan alergi tidak terjadi lagi.
Bioresonansi bekerja dengan gelombang elektromagnetik yang dibalik, sehingga frekuensinya menjadi efektif dalam pemulihan kondisi kekebalan tubuh.
Baca Juga : Pengobatan TBC Pada Bayi Tidak Hanya dengan 1 Obat, Bisa 3 atau Lebih
Dengan kata lain, gelombang tubuh yang terganggu akibat alergen yang dianggap zat asing diperbaiki untuk selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh.
Dengan begitu, diharapkan sensitivitas tubuh pada zat alergen tertentu secara berangsur dapat dihilangkan. Jadi, tubuhlah yang memulihkan fungsi kesehatannya sendiri.
Proses terapi dapat dilakukan sambil duduk atau berbaring. Anak dijamin tidak merasakan sakit.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar