GridHEALTH.id – Saat seorang wanita dinyatakan hamil, dirinya harus siap dengan perubahan fisik yang akan dialaminya
Berikut adalah perubahan fisik pada wanita hamil, mulai dari kulit hingga hal tak terduga:
Perubahan kulit
Munculnya garis kehitaman atau hiperpigmentasi dari bagian pusar ke perut bawah. Daerah lipatan tubuh, seperti lipatan leher, ketiak, dan paha juga berwarna lebih gelap.
Baca Juga : Inilah Risiko Akibat Ibu Hamil Duduk Terlalu Lama di Masa Kehamilan
Bahkan pada ibu hamil yang berkulit sensitif, hiperpigmentasi bisa terlihat pada wajah, terutama di daerah pipi bagian atas dekat hidung (T-zone).
Keadaan ini disebut cloasma gravidarum. Pengaruh hormonal juga bisa membuat wajah ibu hamil jerawatan.
Retak kulit perut
Dialami semua ibu hamil, termasuk yang kenaikan bobotnya hanya sedikit.
Kondisi ini akan hirang sendirinya beberapa hari setelah melahirkan.
Kaki sering kram
Kram pada kaki biasanya disebabkan kelebihan fosfor dan kalsium dalam darah.
Bila ibu hamil mengalami kejang pada betis, luruskan kaki dan lekukkan mata kaki serta jari-jari kaki ke atas ke arah kepala. Lakukan beberapa kali menjelang tidur.
Varises
Kehamilan pun bisa mengakibatkan pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh, jadilah varises.
Baca Juga : Minum Air Kelapa Setiap Hari Membuat Kehamilan Sehat, Ini Alasannya
Mengontrol pertambahan bobot badan agar tidak lebih dari 12kg perlu diperhatikan.
Semakin besar bobot yang harus disangga kaki, semakin besar risiko varisesnya.
Biasanya setelah melahirkan varises berkurang, tapi tak dapat hilang sepenuhnya, kecuali tentunya dengan penangangan ahli bedah vaskuler.
Perut terasa panas
Pada awal kehamilan, tubuh akan memproduksi sejumlah progesteron dan estrogen yang cenderung melemaskan semua jaringan otot halus di seluruh tubuh, termasuk saluran pencernaan.
Jadinya makanan berjalan lambat di dalam sistem pencernaan, sehingga perut terasa kembung dan panas.
Rasa panas di perut akibat melemasnya cincin otot yang memisahkan kerongkongan dengan lambung.
Akibatnya, makanan dan cairan yang keras serta asam dapat masuk ke kerongkongan dari lambung.
Untuk menghindarinya usahakan makan sedikit-sedikit tapi sering.
Sembelit
Karena anus tertekan rahim yang mulai membesar, tak heran bila ibu hamil kerap mengalami gangguan buang air besar (sembelit).
Baca Juga : Kaus Kaki Basah ? Segera Ganti Karena Berisiko Timbulkan Penyakit
Biasanya terjadi pada kehamilan 12-14 minggu. Setelah usia itu, rahim akan keluar dari rongga panggul, sehingga keluhan ini pun akan hilang. Namun keluhan ini akan kembali lagi pada bulan menjelang persalinan.
Hidung mimisan
Mimisan bisa terjadi karena kadar estrogen dan progesteron. Jadinya menyebabkan banyak aliran darah pada membran mukosa dari hidung. Akibatnya menjadi lunak dan membengkak, mirip seperti leher rahim yang akan menyiapkan kelahiran.
Untuk menghentikan mimisan, lebih baik duduk atau berdiri sedikit miring ke depan daripada berbaring atau bersandar ke belakang.
Tekan kedua lubang hidung bersamaan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.
Tahan selama 5-10 menit. Ulangi beberapa kali sampai perdarahan berhenti.
Tekanan darah
Tekanan darah ibu hamil yang normal adalah 140/90. Selama masih mendekati angka tersebut, kenaikan atau penurunan sebetulnya bukan masalah berarti.
Dikatakan bermasalah/tidak normal bila melebihi atau kurang dari angka tersebut.
Baca Juga : Anak 2 Tahun Terancam Diamputasi Kakinya Akibat Gigitan Serangga
Pada kondisi hamil, yang dipermasalahkan biasanya bukanlah naik turunnya tekanan darah, melainkan peluang terjadinya lonjakan tekanan darah abnormal di atas 140/90.
Ketidaknormalan tekanan darah ini bisa berlanjut dengan munculnya keracunan kehamilan/preeklamsia.
Kalau sudah terkena preeklamsia ibu hamil harus mendapat penanganan saksama.
Gusi bengkak
Gangguan keseimbangan hormon saat hamil bisa mengakibatkan pembengkakan pada gusi.
Bila kondisi ini terus berlanjut dan parah, tentu akan sangat mengganggu fungsi pengunyahan.
Parahnya gangguan ini pun bisa karena malas merawat gigi dan kebersihan mulut.
Sakit punggung dan pinggang
Rahim yang semakin membesar akan mengubah pusat gravitasi tubuh dan meregangkan otot perut, sehingga menyebabkan punggung dan pinggang pun terasa sakit serta pegal-pegal.
Baca Juga : Kebiasaan Remeh Penyebab Berat Badan Susah Turun, Apa Saja?
Mencegahnya, pakailah sepatu yang nyaman, paling baik sepatu bertelapak sesuai anatomi kaki atau sepatu bertumit rendah dan tidurlah di kasur yang agak keras.
Berbaringlah dengan punggung lurus, jangan melengkung. Kalau perlu minta suami untuk mengurut punggung.
Sulit bernapas
Bernapas pendek-pendek merupakan hal biasa pada masa akhir kehamilan karena tertekannya diafragma oleh rahim yang makin membesar, terutama setelah kehamilan di atas 32 minggu.
Jika sesak napas mulai datang, berbaringlah dengan posisi kepala dan bahu lebih tinggi.
Untuk memberikan tambahan ruang pernapasan, angkatlah kedua lengan ke atas kepala.
Bisa juga dengan bernapas perlahan-lahan dan dalam-dalam.
Baca Juga : Kebiasaan Remeh Penyebab Berat Badan Susah Turun, Apa Saja?
Kesemutan
Kesemutan yang menyerang ibi hamil mungkin disebabkan kekurangan vitamin B atau penekanan ujung-ujung saraf tepi oleh penumpukan cairan di daerah ujung-ujung jari.
Bisa juga diakibatkan penekanan rahim yang membesar terhadap kumpulan jaringan saraf di daerah rongga panggul.
Mengubah-ubah posisi biasanya akan mengurangi gejala ini. Perbanyaklah juga mengonsumsi sayuran dan vitamin-vitamin yang baik bagi sistem saraf.
Mengompol
Pada trimester terakhir, beberapa ibu hamil mengompol. Biasanya ketika batuk, tertawa terlalu keras, atau bersin.
Baca Juga : Inilah Risiko Akibat Ibu Hamil Duduk Terlalu Lama di Masa Kehamilan
Mengompol ini terjadi karena tekanan dari rahim yang terus membesar terhadap kantung kemih.
Biasanya akan pulih dengan sendirinya setelah melahirkan.
Beberapa latihan yang bertujuan untuk menguatkan otot-otot panggul, juga bisa mengatasi kondisi ini.
Source | : | Tabloid nakita 489 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar