GridHEALTH.id - Salah satu artis Indonesia Saphira Indah meninggal dunia pada Rabu (31/1/2019).
Sempat membintangi iklan es krim yang viral di Indonesia, Saphira Indah dikabarkan meninggal saat hamil 5 bulan.
Baca Juga : Artis Saphira Indah Dikabarkan Meninggal Saat Hamil, Ibu Hamil Wajib Kenali Penyebabnya
Kehamilan ini merupakan kehamilan keduanya, setelah sebelumnya, istri dari Ai Rico Hidros Daeng dikaruniai putra bernama Ahmad Titan At Tariq.
Kematian artis cantik ini diketahui dari postingan pemilik akun @rumahidaman1980 yang mengaku tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan, dan memiliki hubungan sepupu dengan almarhumah.
Baca Juga : Miom, Penyakit Wanita Turunan yang Bisa Mengakibatkan Keguguran
Penyebab meninggalnya ibu satu orang anak ini memang belum diketahui dengan pasti.
Namun jika kita menilik kematiannya saat mengandung usia 5 bulan, dari beberapa laman ilmiah kesehatan didapatkan informasi, diluar karena faktor kecelakaan ada beberapa kemungkinan penyebab seorang wanita hamil meninggal, yaitu:
Pendarahan post partum hebat
Istilah ilmiahnya post partum hemorrhage (PPH) atau dikenal dengan sindrom Sheehan adalah kondisi yang mempengaruhi ibu hamil kehilangan jumlah darah yang mengancam jiwa saat melahirkan atau yang memiliki tekanan darah rendah parah selama atau setelah melahirkan, yang dapat menghilangkan oksigen tubuh.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, kejadian ini banyak ditemui pada ibu hamil di negara-negara berkembang.
Baca Juga : Penggunaan Ponsel Saat Hamil Ternyata Mengganggu Kesehatan Janin
Pada pendarahan ini, kekurangan oksigen dapat merusak kelenjar hipofisis ibu hamil.
Kelenjar hipofisis (pituitari) akan menghasilkan hormon hipofisis yang dapat membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energi, dan berbagai fungsi organ tubuh lainnya.
Tanda dan gejala PPH terjadi karena terlalu sedikit hormon yang dikendalikan kelenjar pituitari: tiroid, adrenal, produksi ASI, dan hormon fungsi menstruasi.
Gejala dan penyebab PPh biasanya seperti ini:
- Otot rahim tidak bisa berkontraksi dan menekan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah. Kondisi ini disebut atonia uteri
- Jalur-jalur persalinan mengalami cedera, contohnya luka sayatan pada perineum akibat menjalani episiotomi
Baca Juga : Sering Keputihan Saat Hamil? Yuk Kenali Dampaknya Bagi Kesehatan
- Jaringan plasenta atau janin tertahan di dalam rahim
- Darah sulit membeku
- Rahim pecah
- Plasenta menutup jalan lahir
- Kelelahan
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Gula darah rendah (hipoglikemia)
- Detak jantung tak teratur.
Preeklampsia
Dilansir dari laman Mayo Clinic, preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal.
Preeklamsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya normal.
Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian pada ibu dan janin.
Gejala preeklampsia saat kehamilan ditandai dengan tekanan darah tinggi dapat berkembang secara lambat yang datang secara tiba-tiba.
Baca Juga : Kaki Kram Saat Kehamilan ? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tekanan darah yang melebihi 140/90 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih dapat memiliki risiko tinggi terkena preeklampsia saat hamil.
Makrosomia
Adalah kelainan yang terjadi pada janin yang dikandung mencapai berat lebih dari 4,5 kg.
Janin yang mengalami makrosomia ini dapat meningkatkan risiko otot-otot rahim berkontraksi saat masa kehamilan.
Hal ini dapat menyebabkan potensi perdarahan serius saat kehamilan bahkan setelah melahirkan.
Baca Juga : Endometriosis Penyakit Wanita, Gejalanya Bisa Sakit di Anus Saat BAB
Komplikasi
Komplikasi saat kehamilan bisa disebabkan karena adanya beberapa macam penyakit yang diderita ibu hamil dar semenjak kehamilan.
Seperti menjalankan diet sebelum hamil, berat badan tidak sehat, terlalu berat melakukan aktivitas fisik, penggunaan obat-obata, dan cedera lainnya harusnya masalah kesehatan apa pun sudah diatasi sebelum hamil.
Kehamilan yang sehat dimulai sebelum konsepsi dan berlanjut dengan perawatan prenatal, bersama dengan pengenalan dini dan penanganan komplikasi jika muncul.
Inisiasi awal perawatan prenatal oleh wanita hamil, dan pemantauan terus menerus kehamilan oleh penyedia layanan kesehatan, adalah kunci untuk membantu mencegah dan mengobati komplikasi parah terkait kehamilan.
Stres
Kemungkinan yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu stres karena terlalu banyak memikirkan suatu hal.
Hal ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan ibu hamil dan janin.
Baca Juga : Dianggap Bikin Rematik, Inilah 7 Manfaat Mandi Air Dingin Di Pagi Hari
Stres yang berlebih dapat menyebabkan ibu hamil merasa gelisah, tidak tenang, sakit kepala, nyeri otot, dada sesak, dan yang lebih parahnya dapat menyebabkan kematian jika emosi tidak dikelola dengan baik.
Selain penyebab itu, asupan nutrisi saat kehamilan juga harus diperhatikan demi perkembangan janin yang sehat.
Selalu perikasakan ke dokter secara rutin mengenai kehamilan dan kondisi janin.
Jangan sampai kejadian Saphira Indah ini terjadi pada ibu hamil lainnya.
Source | : | Mayo Clinic,cdc.gov |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar