Batuk
Kalangan medis mengenal batuk sebagai gejala dengan banyak wajah.
Karena batuk itu bisa merupakan mekanisme proteksi tubuh, bisa sebuah early warning system—adanya gangguan pada organ pernapasan atau organ lain yang terkait, selain itu gejala batuk yang terus menerus juga sangat mengganggu.
Pada bayi kondisi batuk masih dikatakan normal sampai batas tertentu.
Misal, terjadi sesekali, tidak disertai tanda-tanda infeksi, seperti demam, bayi tetap enjoy/ aktivitas tidak terganggu.
Batuk pada bayi dikatakan tidak normal/cenderung patologis, jika terdapat peningkatan frekuensi dan intensitas, baik karakteristik batuk maupun dahak yang dihasilkan.
Misal, batuk terus menerus hingga bayi mengalami gangguan pernapasan, dahak berwarna hijau, kental, bau.
Penyebab batuk itu sendiri, bisa karena infeksi atau non infeksi.
Infeksi; bisa dibedakan dua; akut (dalam waktu singkat, misal radang tenggorok), dan kronis, misal karena jamur.
Baca Juga : Patut Dicoba, 6 Cara Asyik Mengganti Popok Bayi Agar Tak Kerepotan
Tapi jika sampai karena jamur, ini berarti kemungkinan si kecil mengalami imunodefisiensi.
Sedangkan batuk non infeksi, seperti; alergi (asma), adanya gangguan pada bersihan saluran pernapasan (biasanya terjadi pada anak-anak palsi serebral).
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar