GridHEALTH.id - Terjadi lagi, dunia pendidikan Indonesia kembali memakan korban.
Seorang siswa taruna Akademik Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) bernama Almada Putra Pangkolan (19) meninggal dunia akibat penganiayaan atas dasar senioritas.
Almada Putra, taruna ATKP Makassar dikabarkan meninggal dunia dengan luka lebam di sekujur tubuhnya akibat dianiaya seniornya.
Baca Juga : Air Kelapa Ternyata Akan Lebih Baik Jika Dikonsumsi Pada Waktu Ini, Bukan Hanya Saat Siang Hari Saja!
Awalnya, pihak ATKP yang bertugas mengasuh Almada Putra mengatakan bahwa putra dari Pelda Daniel itu meninggal akibat terjatuh dari kamar mandi.
Namun Pelda, ayahanda Almada tidak percaya begitu saja.
"Saya tanya, anak saya ini mati karena apa. Dari ATKP pengasuhnya itu bilang anak saya jatuh di kamar mandi.
Jadi informasi-informasi ini seolah menutupi, jadi saya berharap kalau bisa jangan seperti ini, berbohong menutupi kasus ini. Makanya saya tidak percaya anak saya jatuh di kamar mandi," kata Pelda Daniel, ayah Aldama Putra dikutip dari Tribun Makassar via Nakita.id.
Akhirnya pihak kepolisian mengusut kasus ini dengan memeriksa 20 orang sakisi dan sejumlah rekaman CCTV yang ada di dalam kampus.
Dari hasil penyelidikan tersebut polisi mengamankan seorang tersangka bernama Muhammad Rusdi (21) taruna tingkat 2 ATKP Makassar.
Berdasarkan penuturan Kepala Polrestabes Makassar, Kombes Polisi Dwi Ariwibowo, korban dianiaya seniornya akibat tertangkap tidak mengenakan helm saat sudah berada di lingkungan kampus.
“Jadi korban ini hanya tidak mengenakan helm di dalam kampus sepulang dari Izin Bermalam Luar (IBL) yang dilakukan setiap Sabtu dan Minggu. Pada Minggu malam itu, korban pulang ke kampus dan kedapatan oleh seniornya. Selanjutnya korban dibawa masuk ke dalam sebuah barak dan disitulah dianiaya oleh seniornya,” jelas Dwi Ariwibowo dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga : Mandiri & Tegar, Bocah 9 Tahun Ini Rawat Sang Ibu Idap Penyakit Ginjal Stadium Akhir Seorang Diri!
Tersangka menganiaya korban dengan memukul dada dan seluruh bagian tubuh korban hingga meninggal dunia.
Pihak kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti pakaian korban, minyak angin, gelas plastik serta penutup botol.
Lihat postingan ini di Instagram
Dari semua itu, tutup botol lah yang menjadi bukti kuat adanya penganiayaan terhadap Almada Putra.
"Jadi ini tutup botol pada bagian dalam diletakkan di lantai baru jidatnya korban ditempelkan, baru setelah itu tersangka menginjak kepalanya," ungkapnya dikutip dari Grid Hot.
Baca Juga : Ratu Felisha Kembali Jalani Bayi Tabung, 'Nempel ke Rahim Mama Sayang'
Akibat kasus penganiayaan ini tersangka Rusdi dijerat pasal 338 KUHP dan pasal 351 ayat 3 KUHP Pidana ancaman hukuman minimal 5 tahun sampai maksimal 15 tahun penjara.
Dari keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu penyebab meninggalnya Almada adalah cedera di kepala akibat diinjak oleh tersangka.
Melansir Health Line, cidera kepala bisa berupa benjolan ringan atau memar hingga cedera otak traumatis.
Cidera kepala yang umum termasuk gegar otak, patah tulang tengkorak, dan luka kulit kepala.
Secara umum, cedera kepala dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan apa yang menyebabkannya, bisa karena pukulan di kepala atau cedera kepala karena gemetar.
Kepala Anda memiliki lebih banyak pembuluh darah daripada bagian lain dari tubuh.
Sehingga penting untuk tahu gejala cedera kepala yang seringnya tidak diketahui secara langsung.
Gejala umum dari cedera kepala ringan adalah merasakan sakit kepala, pusing, sensasi berputar, kebingungan ringan, mual hingga berdenging sementara di telinga.
Sedangkan gejala kepala parah bisa berupa hilangnya kesadaran, kejang, muntah, koordinasi atau keseimbangan bermasalah, disorientasi serius.
Baca Juga : Ibu Hamil Bayi Kembar Bisa Melahirkan Normal, Tergantung Posisi Bayi
Selain itu, penderita juga akan mengalami ketidakmampuan dalam memfokuskan mata, gerakan mata menjadi abnormal, hilangnya kontrol otor, sakit kepala yang persisten, dan hilang ingatan.
Serta mengalami perubahan mood hingga bocornya cairan bening dari telinga atau hidung.
Cedera kepala tidak boleh dianggap enteng.
Segera hubungi pihak medis jika penderita cedera kepala mengalami hilang kesadaran, kebingungan atau disorientasi.
Cedera kepala juga mempunyai beberapa jenis, di antaranya:
1. Hematoma
Hematoma adalah kumpulan, atau pembekuan, darah di luar pembuluh darah.
Ini bisa sangat serius jika terjadi hematoma di otak .
Cedera ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran atau menyebabkan kerusakan otak permanen.
2. Pendarahan
Ada perdarahan di ruang sekitar otak yang disebut pendarahan subaraknoid, atau pendarahan dalam jaringan otak yang disebut pendarahan intraserebral .
Perdarahan subaraknoid sering menyebabkan sakit kepala dan muntah .
Tingkat keparahan perdarahan intraserebral tergantung pada seberapa banyak perdarahan yang ada, tetapi seiring waktu jumlah darah apa pun dapat menyebabkan penumpukan tekanan.
Baca Juga : Mandiri & Tegar, Bocah 9 Tahun Ini Rawat Sang Ibu Idap Penyakit Ginjal Stadium Akhir Seorang Diri!
3. Gegar otak
Gegar otak terjadi ketika dampak di kepala cukup parah untuk menyebabkan cedera otak.
Ini dianggap sebagai hasil dari otak yang mengenai dinding keras tengkorak atau kekuatan percepatan dan perlambatan mendadak.
Secara umum, hilangnya fungsi yang terkait dengan gegar otak bersifat sementara.
Namun, gegar otak berulang-ulang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan permanen.
4. Pembengkakan
Setiap cedera otak dapat menyebabkan edema , atau pembengkakan.
Banyak cedera yang menyebabkan pembengkakan jaringan di sekitarnya, tetapi lebih serius ketika terjadi di otak Anda.
Tengkorak tidak bisa melebar untuk mengakomodasi pembengkakan sehingga menyebabkan penumpukan tekanan di otak dan mengakibatkan otak akan menekan tengkorak.
5. Fraktur tengkorak
Tidak seperti kebanyakan tulang di tubuh Anda, tengkorak tidak memiliki sumsum tulang.
Ini membuat tengkorak sangat kuat dan sulit patah.
Tengkorak yang retak tidak dapat menyerap dampak pukulan, sehingga kemungkinan besar juga akan ada kerusakan pada otak.
6. Cedera aksonal difus
Cedera aksonal difus (cedera tipis) adalah cedera pada otak yang tidak menyebabkan perdarahan tetapi merusak sel-sel otak hingga tidak bisa berfungsi.
Ini juga dapat menyebabkan pembengkakan, menyebabkan lebih banyak kerusakan.
Meskipun tidak tampak seperti bentuk lain dari cedera otak, cedera aksonal difus adalah salah satu jenis cedera kepala yang paling berbahaya.
Ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan bahkan kematian.
Baca Juga : Buah Bit Obat Demam Berdarah, Tapi Hati-hati Mengonsumsinya Karena Bisa Menimbulkan 8 Masalah Kesehatan Ini
Source | : | Kompas.com,Health line,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar