1. Testosteron menurun
Menurut sebuah studi jangka panjang pada 2011 dari tim Gettler, kadar testosteron ayah baru turun sekitar 40% pada bulan pertama menjadi orang tua, yang tampaknya berkaitan dengan sensitivitas dan keterikatan mereka.
Baca Juga : 6 Warga Dompu NTB Meninggal Karena Digigit Anjing, Ini Bahayanya Penyakit Rabies!
"Temuan kami menunjukkan bahwa arsitektur neuroendokrin lelaki berevolusi dan responsif terhadap kegiatan mengasuh, mendukung peran laki-laki sebagai pengasuh langsung selama evolusi hominin," kata para peneliti dalam diskusi mereka, menjelaskan ayah dengan tingkat testosteron yang lebih tinggi kurang responsif terhadap bayi menangis dan dilaporkan merasa kurang simpati.
Sehingga, ketika lelaki mengalami penurunan kadar testosteron, mereka akan berperilaku sebaliknya.
2. Prolaktin meningkat
Sementara kadar testosteron turun, penelitian menunjukkan kadar estrogen dari calon ayah mulai meningkat pada minggu-minggu sebelum tanggal kelahiran bayi dan terus meningkat selama berbulan-bulan sesudahnya.
Seiring dengan itu, ayah baru mengalami kenaikan rata-rata 20% dalam kadar prolaktin mereka di bulan pertama.
Baca Juga : Alasan Tubuh Boleh Gemuk Tapi Perut Harus Rata, Bisa Terhindar Kanker
Hormon ini umumnya dikaitkan dengan mempromosikan laktasi di kalangan ibu, para peneliti percaya tujuan dari kenaikan kadar prolaktin pada ayah adalah untuk mendorong perkembangan perilaku ayah.
Seperti yang dikatakan oleh penulis studi 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Postgraduate Medicine , "Tingkat prolaktin ditemukan berkorelasi dengan interaksi ayah kepada bayi dalam konteks sosial, dan ayah dengan profil prolaktin yang lebih tinggi ternyata lebih responsif terhadap isyarat bayi."
Source | : | mother.ly |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar