Namun, itu tidak berhasil untuknya. Ia merasa selalu cemas dan tahu bahwa obat-obatan tersebut membuat ketagihan dan bukan solusi jangka panjang.
Baca Juga : Jangan Minder, Survei Membuktikan, Wanita Gemuk Ternyata Paling 'Hot' Saat Berhubungan Intim
Setelah bertahun-tahun berjuang akhirnya Kim menemukan terapis yang tepat dan terbukti dapat membantu mengatasi kecemasannya.
Kim didiagnosa dengan kecemasan umum dan terapisnya menggunakan terapi perilaku kognitif (CBT), yang mengajarkan pasien untuk membingkai ulang pikiran yang tidak membantu.
"Misalnya, 'Saya tidak akan pernah cemas lagi' menjadi 'Saya mungkin memiliki kebiasaan baru, tetapi saya bisa hidup dengan kecemasan,'" jelas Kim.
Selain itu, terapis juga menggunakan paparan dan pencegahan respons (ERP), yang membuat pasien takut dan mencegah untuk menghindarinya.
"Ini sangat membantu. Gagasan di balik terapi pajanan adalah untuk mengekspos diri Anda pada hal-hal yang ditakuti, berulang kali, dengan langkah bertahap," katanya.
"Eksposur berulang terhadap rangsangan yang ditakuti memungkinkan kita untuk 'terbiasa' dengan kecemasan dan mengetahui bahwa kecemasan itu sendiri tidak begitu menakutkan."
Baca Juga : Empat Cara Alami Singkirkan Bau Badan Meski Berkeringat
Kim mulai terbiasa, saat dia menghadapi pemicu paniknya, ia tidak menghindarinya dan bahkan menjadi lebih mudah untuk pergi ke tempat umum.
Source | : | Health line,Journal of Neuro Science |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar