GridHEALTH.id - Meskipun bukan termasuk sayuran, jamur menyediakan beberapa nutrisi penting.
Berdasarkan laman Medical News Today, jamur kaya akan vitamin B seperti riboflavin (B2), folat (B9), tiamin (B1), asam pantotenat (B5), dan niasin B3).
Vitamin B membantu tubuh untuk mendapatkan energi dari makanan, dan mereka membantu membentuk sel darah merah.
Sejumlah vitamin B juga tampaknya penting untuk otak yang sehat.
Baca Juga : KB Spiral Wanita Ini Menembus Dinding Rahim Hingga Kandung Kemih, Jarang Terjadi Tapi Risikonya Fatal!
Dilansir dari Elite Readers via Suar.grid.id, makan dua porsi jamur tiap minggu dapat mengurangi resiko penurunan fungsi otak hingga 50%.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease, ilmuwan mengungkap mengonsumsi setidaknya 300g jamur dapat mengurangi risiko gangguan kognitif ringan.
"Makan 300g atau lebih jamur yang dimasak, kira-kira sama dengan punnet (keranjang kecil buah) berukuran sedang, dapat menurunkan risiko gangguan kognitif ringan," tertulis dalam artikel seperti dikutip DailyMail via Elite Readers.
"Bahkan makan dalam jumlah kecil tetap dapat bermanfaat."
Apa sebenarnya gangguan kognitif ringan itu?
Menurut ahli medis, gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment (MCI) adalah fase peralihan antara penuaan normal dan demensia. Pada kondisi ini fungsi kognitif seperti daya ingat, keterampilan sosial, reaksi emosi, dan intelektualitas menurun.
Jamur bisa membantu untuk menjaga fungsi otak dan menurunkan risiko MCI karena kandungan asam aminonya.
Diketahui, orang yang menderita MCI memiliki kadar asam amino yang rendah.
Baca Juga : Ingin Tahu Efek Sinar Matahari pada Kulit yang Tak Dapat Dilihat Mata Telanjang? Foto Ini Menunjukkannya!
Peneliti dari National University of Singapore melakukan riset dengan mewawancarai 600 orang berusia 60 tahun ke atas selama 6 tahun.
Dari riset didapat partisipan yang makan lebih dari dua porsi jamur yang dimasak tiap minggunya memiliki risiko mengalami MCI kurang dari 50%.
Lihat postingan ini di Instagram
Dr. Irwin Cheah mengatakan senyawa dalam jamur itu tidak dapat diproduksi sendiri oleh manusia, sehingga harus mendapatkannya dari makanan.
"Kami sangat tertarik pada senyawa yang disebut ergothioneine (ET). ET adalah antioksidan dan antiinflamasi yang unik yang tidak dapat disintesis oleh manusia sendiri.
Tapi itu bisa didapat dari sumber makanan, salah satu yang utama adalah jamur."
Dikutip dari DailyMail via Elite Readers, untuk menerangkan lebih spesifik, jamur yang digunakan dalam penelitian adalah jamur kancing putih, jamur tiram, shiitake, serta jamur kering dan kalengan.
Meski dapat menurunkan risiko gangguan otak ringan, jamur liar yang tidak diolah dapat menimbulkan bahaya bagi mereka yang tidak dapat membedakan antara jamur aman untuk dimakan dan yang berbahaya.
Makan jamur liar yang beracun bagi manusia dapat menyebabkan penyakit parah dan kadang-kadang bahkan kematian.
Penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa jamur liar mengandung logam berat dan zat kimia berbahaya tingkat tinggi.
Untuk menghindari bahaya ini, yang terbaik adalah mengkonsumsi jamur yang telah dibudidayakan dalam kondisi yang sesuai.(*)
Baca Juga : Kaki Melepuh Hingga Menjadi Nanah, Dokter Tidak Dapat Mendiagnosis Penyakit Wanita 28 Tahun Ini
Artikel ini sudah tayang di Suar.grid.id dengan judul, "Kabar Baik Buat Pecinta Jamur, Rutin Makan Jamur Bisa Kurangi Risiko Penurunan Fungsi Otak"
Source | : | Medical News Today,Suar.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar