GridHEALTH.id - Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata.
Baca Juga : Hati-hati Gunakan Tetes Mata Sebab Berisiko Timbulkan Glaukoma
Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala.
Pada dasarnya, mata memiliki sistem aliran cairan mata (aqueous humour) ke dalam pembuluh darah.
Aqueous humour itu sendiri adalah cairan alami yang berfungsi menjaga bentuk mata, memasok nutrisi, dan membersihkan kotoran pada mata.
Ketika terjadi gangguan pada sistem aliran cairan ini akan menyebabkan penimbunan cairan aqueous humour dan meningkatkan tekanan pada bola mata. Meningkatnya tekanan pada bola mata kemudian dapat merusak saraf optik.
Selama ini kita menyangka, penyakit diabetes adalah penyebab utama munculnya glaukoma. Namun ternyata dibates tidak menyebabkan glaukoma secara langsung.
Baca Juga : Penyebab Kaki Bengkak, Ada yang Sepele Hingga Perlu Penanganan Dokter
"Diabetes memang penyakit sistemik. Organ yang paling sering diserang adalah ginjal dan mata. Makanya, bisa terkait dengan glaukoma sekunder atau glaukoma neovaskular. Tapi, diabetes bukan penyebab utamanya," tutur Emma Rusmayani, Spesialis Mata di Spumante, Jakarta Pusat seperti dikutip dari merdeka.com.
Kaitan diabetes dan glaukoma bermula dari menjalarnya pembuluh darah ke tempat keluarnya air mata akibat gula darah yang tidak terkontrol. Sehingga menghambat aliran air mata. Akibatnya, tekanan bola mata meningkat dan memicu glaukoma.
Baca Juga : Survei Membuktikan, Ternyata Milenial Sering Ketiduran di Tempat Kerja!
"Ketika gula darah tidak terkontrol, tubuh akan kekurangan oksigen dan tubuh akan membuat pembuluh darah baru. Sayangnya, pembuluh darah barunya bisa tumbuh di tempat yang tidak seharusnya dan menghambat cairan mata," jelasnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Meskipun menyebabkan timbulnya gejala utama glaukoma, yaitu tekanan bola mata meningkat, tapi pengidap belum bisa divonis menderita penyakit tersebut.
"Tekanan bola mata yang tinggi juga belum tentu menyebabkan glaukoma. Karena 90% dari kasus glaukoma, tidak bergejala. Glaukoma juga bisa saja karena genetik," jelasnya.
Baca Juga : Demi Kehamilan Sehat Ibu Hamil Dilarang Kerja Malam, Ini Alasannya
Seseorang baru bisa jelas divonis glaukoma ketika mengalami gangguan lapang pandang atau luas penghilatan yang dakibatkan kerusakan saraf mata. Lama kelamaan, luas penglihatan akan menyempit dan menyebabkan kebutaan. (*)
Source | : | WebMD,merdeka.com,Majalah Prevention Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar