GridHEALTH.id - Sebenarnya tidak ada yang tahu apa penyebab dari tumor otak, dan hanya ada beberapa faktor risiko yang diketahui telah ditetapkan oleh penelitian.
Misalnya, anak-anak yang pernah menjalani radiasi memiliki risiko lebih tinggi terkena tumor otak saat dewasa.
Usia juga bisa menjadi faktor risikonya, orang-orang berusia 65 dan 79 tahun membentuk populasi paling banyak yang kemungkinan didiagnosis menderita tumor otak.
Baca Juga : Dari 6 Faktor, Obesitas Juga Berisiko Memicu Tumbuhnya Tumor Otak & Begini Cara Penyembuhannya!
Salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit ganas ini adalah dengan operasi pengangkatan tumor.
Hingga beberapa tahun ini, operasi tumor otak di Indonesia masih menggunakan metode konvesional, yaitu dengan membuka tempurung kepala.
Namun sekarang orang-orang penderita tumor otak tidak perlu merasa ketakutan lagi karena ada metode baru dengan membuat lubang kecil di atas alis mata.
Selain tidak menakutkan, metode ini dianggap lebih aman bagi pasien dan tidak meninggalkan bekas luka operasi.
Hal ini dijelaskan oleh dr. Agus C. Anab, SpBS, yang memprionirkan teknik ini di Indonesia.
Tenik bernama keyhole surgery supraorbital approach ini dilakukan dengan membuat lubang berdiameter kurang dari 1,5 sentimeter di atas alis.
Sang dokter mengungkapkan teknik ini ditemukan oleh Alex Pernezky pada 1999.
Menurutnya, teknik ini dapat digunakan untuk mengangkat semua jenis tumor pada bagian depan, dasar tengkorak dan parasela.
Selain itu, tergantung dari letak tumornya, teknik keyhole surgery juga bisa dilakukan melalui belakang kepala, atas kepala, atau hidung.
Baca Juga : Menginginkan Bayi Aman Tidur Dengan Orangtua? Ini Syarat-syaratnya
Selama proses operasi, dokter akan menggunakan bantuan penglihatan berupa mikroskop dan endoskop untuk melihat sampai titik objek terdalam.
Kemudian dokter akan mengambil gumpalan tumor sedikit demi sdikit tanpa menyentuh bagian yang lain.
Sedangkan bila tumor berada di balik otak, dokter akan lebih dulu mengempiskan otak untuk mengeluarkan cairannya.
Lalu otak akan disibak melalui gerakan halus dan dokter bisa mengambil gumpalan tumor.
Karena prosesnya membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian tersebut, operasi keyhole ini bisa memakan waktu rata-rata lima hingga enam jam.
Akan tetapi, dalam kasus tumor ganas yang lebih lunak seperti jeli, dr. Agus mengatakan operasi bisa dilakukan dalam waktu satu atau dua jam.
“Secara teknik lebih mudah (dari tumor ganas), yang membedakan adalah perawatan seusai operasinya, seperti radiasi dan kemoterapi,” ucapnya, melansir Kompas.com.
Dengan ukuran luka yang kecil, teknik ini tentu memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan teknik konvensional.
Baca Juga : Jangan Buang Gigi Susu Si Kecil Karena Bisa Digunakan Untuk Obat Kanker Serta Mencegah Serangan Jantung!
“Yang paling penting, penekanan pada otak yang sehat lebih minimal,” ujarnya.
Hal ini juga disampaikan oleh Daniel Kelly, MD, direktur Brain Tumor Center and Pituitary Disorders Program di Providence Saint John’s Health Center, Santa Monica.
Teknik operasi ini dapat dilakukan melalui hidung (endonasal) atau melalui pembukaan tulang kecil melalui alis (supraorbital), di belakang telinga (retromastoid) atau melalui lubang kulit kepala lainnya.
Menurutnya, teknik ini memiliki risiko yang lebih kecil.
"Operasi invasif minimal ini menghasilkan waktu pemulihan yang lebih cepat, lebih sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan, mengurangi risiko infeksi dan lebih sedikit bekas luka yang terlihat," kata Dr Joung H. Lee, MD, dokter yang berpraktik di Pusat Bedah Saraf, sebuah divisi dari Hycy dan Institut Ilmu Saraf Howard Hill di Pusat Medis Providence Saint Joseph di Burbank.
"Mengurangi cedera retraksi benar-benar tentang meminimalkan paparan otak ke unsur-unsur luar, bila mungkin, dan meminimalkan jumlah manipulasi otak saat mengeluarkan tumor," sambungnya, melansir california.providence.org.
Baca Juga : Selena Gomez Rutin Minum Jus Jahe Setiap Pagi Karena Punya Beragam Manfaat, 'Jahe Membunuh Racun di Tubuh!'
Pada akhirnya, bekas luka dari orang yang pernah menjalani operasi ini tidak akan terlihat karena tertutupi dengan alisnya. (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar