Namun banyak sekolah yang memotong jam istirahat di sekolah atau tidak memberikan waktu istirahat yang berkualitas.
Para peneliti Stanford University memperingatkan, hal itu memiliki konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.
Baca Juga : Tata Cara Pemeriksaan Glukosa Darah, Penting Untuk Penderita Diabetes
"Waktu istirahat biasanya tidak dianggap sebagai bagian dari iklim sekolah, dan sering dipendekkan. Tapi penelitian kami menunjukkan bahwa jam istirahat di sekolah dapat berperan penting untuk iklim sekolah yang positif di sekolah dasar berpenghasilan rendah," papar rekan penulis studi ini sekaligus direktur pendiri Stanford John W. Gardner Center, Milbrey McLaughlin.
Penelitian menunjukkan, apabila direncanakan dengan baik, jam stirahat di sekolah dapat meningkatkan kehadiran serta prestasi akademik. Hal ini juga dapat membantu anak-anak berteman dan belajar cara mengatasi konflik.
Selain itu mereka bisa mendapatkan pandangan yang lebih positif tentang belajar, terutama bagi mereka yang berada di sekolah berpenghasilan rendah. Waktu istirahat berkualitas tinggi pun dapat mengekang intimidasi di antara siswa sehingga kejadian bully di sekolah hampir tidak ada.
Untuk menguji dampak jam istirahat di sekolah pada siswa, para peneliti menganalisis informasi tentang sekolah dasar yang telah melaksanakan program berbasis waktu istirahat dari organisasi non-profit yang dirancang untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan inklusif.
Baca Juga : Studi: Minum Air Putih Bisa Jadi Obat, Begini Cara Mengonsumsinya
Pelatih dikirim ke sekolah-sekolah ini untuk meningkatkan kualitas waktu istirahat anak, membangun permainan terorganisasi dengan aturan, menawarkan alat resolusi konflik, mendorong bahasa positif, dan memastikan tidak ada siswa yang ditinggalkan. Semua sekolah memiliki dua periode waktu istirahat harian.
Source | : | Intisari,American Academy of Pediatric,https://www.peacefulplaygrounds.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar