Ia mengatakan perempuan yang pernah memakai jasanya tidak pernah terdengar lagi kabarnya.
Dia mengatakan alasan utama dia tidak berkontak dengan beberapa pasangan untuk mengetahui apakah tindakan itu berhasil atau tidak, karena pasangan tersebut takut Ed menginginkan untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka.
Baca Juga: Keengganan Ahok Menjalin Komunikasi Dengan Veronica Tan, Akhirnya Terungkap
Selama ini tidak ada tanda tangan kontrak untuk hal-hal seperti hak asuh anak atau tuntutan lainnya.
Sehingga sampai saat ini tidak ada yang menggugatnya untuk tunjangan anak.
Meskipun sudah memiliki begitu banyak anak (dan jumlahnya akan terus meningkat ketika dia terus menyumbangkan spermanya), Ed memiliki harapan untuk menetap dan memiliki keluarga sendiri suatu hari nanti.
Sebenarnya, ini merupakan jasa 'sewa rahim' di mana Ed merupakan sang pendonor bagi mereka yang membutuhkan anak.
Baca Juga: Apel Jangan Ditaruh Berdekatan Dengan Pisang, Ini Alasannya Kata Pakar
Selain menggunakan inseminasi buatan atau Artificial Insemination (ICI and IUI), mendonorkan sperma juga bisa dilakukan dengan cara Superovulasi & Inseminasi intrauterin serta bayi tabung.
Cara Superovulasi & Inseminasi intaurine berarti penerima donor akan mengonsumsi obat kesuburan untuk meningkatkan peluar keberhasilan dari donor sperma yang diterimanya.
Sedangkan cara bayi tabung pada dasarnya seperti proses pada umumnya.
Baca Juga: Apel Jangan Ditaruh Berdekatan Dengan Pisang, Ini Alasannya Kata Pakar
Setelah sel telur dan sperma dipanen atau diperoleh, mereka disatukan di lingkungan laboratorium untuk memungkinkan sperma membuahi sel telur.
Tapi tentu cara bayi tabung ini harus dilakukan dengan bantuan para ahli.(*)
Artikel ini sudah tayang di Nakita.id dengan judul, "Miliki 106 Anak, Pria Belanda Ini Dianggap Pria Tersubur di Eropa! Begini Kisahnya"
Source | : | Nhs.uk,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar