GridHEALTH.id - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan, Fidiansjah, mengatakan caleg yang stres akibat gagal dalam pemilihan umum akan menjadi perhatian Kemenkes.
Memang setiap kali ada ajang pemilihan umum, akan ada mantan calon legilatif yang menjadi stres akibat gagal menang.
Tetapi Fidi mengaku tidak dapat memprediksi penyebab dari stres yang dialami mantan calon legislatif tersebut, karena setiap individu pasti berbeda.
Baca Juga : Inilah Tanda Awal Kanker Sedang Berkembang yang Seharusnya Diwaspadai Sebelum Terlambat
Menurutnya, daya tahan individu yang stres ini sedang rapuh, sehingga timbul gejolak di dalam diri mereka.
“Orang-orang yang rapuh menghadapi antara realitas dengan kenyataan bukan hanya pada pemilu. Tapi terjadi di semua kondisi. Untuk itu, prinsipnya di dalam penyeleksian pasti mengalami kemenangan atau kegagalan. Maka kesiapan menerima kenyataan karena tidak sesuai yang diharapan harus bisa menerima. Prinsip pertamanya itu siap kalah dan menang,” kata Fidi pada Selasa (16/4/2019), melansir Tribun Kaltim.
Ia juga menjelaskan, terjadinya stres pascapemilu sudah dianggap sebagai sebuah kejadian yang tidak biasa atau dianalogikan seperti bencana alam, tidak dapat diprediksi.
“Ini sebuah situasi yang diketahui banyak pihak sebagai sesuatu seperti kejadian yang tidak biasa atau bencana. Proses ini (Pemilu) adalah proses persaingan dan gangguan jiwa itu bisa terjadi dari ringan sampai tingkat berat,” katanya.
Benarkah stres yang dialami mantan calon legislatif ini termasuk dalam gangguan jiwa?
Source | : | Kompas.com,Tribun kaltim,Psychology Today |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar