GridHEALTH.id - Sudah banyak kejadian yang membuktikan bahwa meretakkan leher atau sendi manapun adalah kebiasaan berbahaya.
Salah satu akibat dari kebiasaan buruk ini pun dialami oleh seorang pria bernama Josh Hader (28) asal Oklahoma.
Hal ini berawal dari rasa sakit yang dirasakan Hader pada bagian lehernya selama seminggu.
Baca Juga : Hanya dengan Diet Sederhana Berat Badan Pria Ini Turun hingga 54 Kilogram!
Kemudian ia meregangkan lehernya dengan meretakkan hingga berbunyi 'krek', dan setelah itu ia mendengar bunyi letupan.
Tiba-tiba, ia merasa mati rasa dan tidak dapat berjalan lurus.
Begitu dia merasakan mati rasa datang, Hader mengatakan dia segera melihat ke cermin untuk memeriksa wajahnya apakah ada tanda-tanda stroke.
Menurut pengalamannya, seseorang yang terkena stroke akan terlihat tanda-tandanya.
Baca Juga : Manfaat dan Misteri Rambut Kemaluan Manusia, Mulai Kesehatan Hingga Kunci Daya Tarik Seksual
"Aku tidak melihat ada (bagian wajah) yang lumpuh jadi aku mengambil kompres es, dan aku tidak bisa berjalan lurus," kata Hader, melansir Daily Mail.
"Aku benar-benar berjalan pada sudut 45 derajat."
Hader memanggil istrinya yang sedang di luar rumah bersama ibunya, juga memanggil ayah mertuanya.
Baca Juga : Olahraga Saat Hamil Melindungi Anak Dari Obesitas Dikemudian Hari, 5 Hal Ini yang Harus Diperhatikan
Mereka langsung membawa Hader ke Mercy Hospital di Guthrie.
Setibanya di rumah sakit, Hader kesulitan untuk fokus dan tidak dapat menggerakkan bagian tubuh sebelah kirinya.
"Ketika aku menjalani CT Scan, aku tidak dapat bergerak dari ranjang ER ke mesin CT. Aku harus mendapat bantuan orang lain untuk melakukannya," sambungnya.
Baca Juga : Kartika Putri Suka Mencubit dan Menggigit Suami Hingga Lebam, Posesif Dikala Hamil Muda, Ini Penyebabnya
Dokter memvonis Hader mengalami stroke, karena arteri atau pembuluh darah yang membawa oksigen ke otak tersumbat atau terputus.
Hader menderita apa yang dikenal sebagai stroke iskemik, yang terjadi ketika aliran darah tersumbat ke otak, biasanya oleh bekuan darah.
Dr Vance McCollom, ahli radiologi di Mercy Hospital mengatakan Hader telah merobek pembuluh darah vertebralnya, pembuluh darah penting yang mengarah ke otak.
Baca Juga : Bupati Sri Wahyumi Manalip Gemar Bermain Jetski, Ini Manfaatnya
"Jika kau mengalami stroke di daerah itu, kau dapat berakhir seperti seorang pasien 'terkunci'. Pasien mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi mereka tidak dapat berkomunikasi. Pasien tidak dapat memindahkan apa pun. Mereka tidak dapat berbicara. Mereka tidak dapat bernapas," tutur McCollom.
Meskipun arteri robek, tidak ada pendarahan ke otak, hanya gumpalan.
Untuk melarutkan bekuan darah dan meningkatkan aliran darah ke bagian otak, Hader diberi obat tPA.
Stroke tidak memengaruhi fungsi kognitif, bicara, atau menelan Hader, tetapi ia membutuhkan terapi fisik dan latihan untuk keseimbangan serta belajar cara menggunakan kaki kirinya lagi.
Baca Juga : Penderita Diabetes, Pantau Gula Darah Selama Puasa Agar Tak Rendah
Dia juga menderita penglihatan ganda dan penglihatan buram, sehingga harus memakai penutup mata di atas mata kirinya selama tiga hari.
Baca Juga : Setelah Bupati Talaud Sri Wahyumi Ditahan KPK, Suami Terserang Stroke & Anak-anak Tinggal di Rumah Kontrakan
Anehnya, Hader juga menderita cegukan terus-menerus selama sekitar dua minggu.
Dokter tidak yakin apa yang menyebabkan cegukan itu, tetapi percaya bahwa itu hanyalah tubuh Hader yang bereaksi terhadap peristiwa traumatis.
Sudah sebulan sejak ia mengalami stroke dan Hader masih berurusan dengan beberapa efek residual.
"Aku masih memiliki masalah penyeimbangan dan berjalan membuatku cepat merasa lelah daripada biasanya," tutur Hader.
Setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan ini, Hader memperingatkan orang lain untuk hati-hati ketika meretakkan leher.(*)
Baca Juga : Sedang Hamil 14 Minggu Kartika Putri Terkena Cacar Air, Akibatnya Bisa Alami 3 Komplikasi Ini!
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar