GridHEALTH.id - Mengurangi asupan natrium, yang terdapat pada garam, bisa mengurangi tekanan darah dan risiko terkena penyakit jantung.
Baca Juga : Berawal dari Tidak Bisa Ikat Tali Sepatu, Pria dengan Berat 243 Kilogram Ini Ubah Total Hidupnya!
Harap tahu, penyakit kardiovaskular (CDV) atau yang biasa kita sebut sebagai penyakit jantung adalah penyebab utama kematian secara global, berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Diperkirakan 17,8 juta orang meninggal karena CVD pada tahun 2017, mewakili sekitar 32% dari semua kematian di seluruh dunia.
Sedangkan, tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah risiko utama untuk CVD, terutama serangan jantung dan stroke.
Ketika naik terlalu tinggi, tekanan itu menyebabkan kerusakan pada banyak organ, termasuk jantung, ginjal , otak , dan bahkan mata.
Memang benar bahwa natrium atau sodium merupakan hal penting bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan secara keseluruhan, mengangkut oksigen dan nutrisi, dan memungkinkan saraf untuk berdenyut dengan listrik.
Baca Juga : Pengorbanan Ibu, Wanita 61 Tahun Ini Mau Lahirkan 'Cucu'-nya Sendiri Demi Anak yang Tak Bisa Mengandung!
Tetapi sebagian besar masyarakat justru mengonsumsi garam lebih banyak daripada yang disarankan.
Berdasarkan BBC, pedoman merekomendasikan untuk orang dewasa mengonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara 1 sendok teh.
Natrium tidak hanya ditemukan dalam garam meja saja, tetapi secara alami terdapat dalam berbagai makanan. Termasuk susu, krim, telur, daging, dan kerang.
Baca Juga : Meretakkan Leher Sampai Berbunyi 'Krek', Pria Ini Terkena Stroke Karena Pembuluh Darah Pecah
Ini juga ditemukan dalam jumlah yang sangat tinggi dalam makanan olahan, seperti roti, kerupuk.
Daging olahan seperti bacon dan makanan ringan seperti pretzel, puff keju dan popcorn, serta dalam bumbu seperti kecap, kecap ikan, dan kaldu kemasan.
Sayangnya, orang awam tidak sadar akan kandungan garam di dalam makanan kemasan yang biasanya tertulis sebagai 'natrium' saja.
Sedangkan nama kimia dari garam sebenarnya adalah natrium klorida, sehingga dalam kemasan makanan seharusnya garam ditulis dengan 'natrium dan klorida'.
Hanya sekitar 40% berat garam yang mengandung natrium. Artinya, konsumen perlu melipatgandakan jumlah natrium pada kemasan makanan hingga 2,5 kali untuk tahu kandungan garam yang sebenarnya dalam makanan kemasan tersebut.
"Masyarakat umum tidak menyadari hal ini, dan hanya berpikir natrium dan garam adalah hal yang sama. Tidak ada yang memberi tahu Anda hal ini,” kata ahli gizi May Simpkin, melansir BBC.
Oleh karena itu, mengurangi asupan garam dapat memiliki efek sebaliknya.
Baca Juga : Studi: Jarang Berhubungan Intim Pasca Menikah Berpotensi Lahirkan Anak dengan Skizofrenia!
Dalam satu analisis data periode 8 tahun tentang tekanan darah, faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya dan asupan garam rata-rata, para peneliti menemukan penurunan asupan garam sebesar 1,4 g per hari bisa menurunkan tekanan darah.
Tentu saja pada akhirnya hal ini juga akan menurunkan risiko stroke fatal hingga 42% dan 40% penurunan kematian terkait penyakit jantung.
Sara Stanner, direktur sains di yayasan amal The British Nutrition Foundation, setuju dengan bukti bahwa mengurangi asupan garam pada pasien hipertensi menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung sangat kuat.
Sayangnya, menurut Stanner, mengurangi asupan garam cukup sulit. Terlebih kadar garam dalam makanan yang kita beli.
"Banyak garam yang kita konsumsi adalah makanan sehari-hari," katanya.
"Inilah sebabnya mengapa reformulasi di seluruh pasokan makanan adalah pendekatan yang paling berhasil untuk mengurangi kadar garam nasional, seperti yang terjadi di Inggris."
Para ahli juga memiliki pandangan yang bertentangan tentang apakah asupan garam yang tinggi dapat diimbangi dengan diet dan olahraga yang sehat.
Baca Juga : Antara Wajah Cantik dengan Tubuh Indah, Mana yang Lebih Disukai Pria? Ini Jawaban Peneliti!
Beberapa, termasuk Stanner, mengatakan bahwa diet kaya kalium, yang ditemukan dalam buah, sayuran, kacang-kacangan dan susu, dapat membantu mengimbangi efek buruk garam pada tekanan darah. (*)
Source | : | web md,WHO,BBC |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar