"Tahun 2015-2016 itu sudah banyak yang peduli soal limbah plastik dari kantong kresek atau botol air minum dalam kemasan, ada gerakan ini itu, tapi saya lihat untuk limbah sedotan plastik yang bikin kami para pecinta pantai dan diving sangat risih itu belum ada. Padahal sampah sedotan plastik dimana-mana," tuturnya.
Baca Juga: Obat Untuk Cacar Monyet Belum Ada, Kabar Baiknya Risiko Kematian Kecil
Gerakan ini mengajak warga dan pelaku industri peduli dengan dampak sedotan plastik sekali pakai terhadap lingkungan.
Lantaran benda yang hanya mereka gunakan sesaat itu perlu waktu bertahun-tahun untuk terurai.
Remahan plastik atau mikroplastik dari sedotan yang masuk ke lautan akan dimakan binatang laut yang akhirnya akan dikonsumsi manusia.
"Semua bisa terlibat karena caranya sesederhana bilang Saya tidak mau pakai sedotan plastik. Sama seperti bilang saya gak pakai sambal atau yang lain. Alternatifnya mereka bisa pakai sedotan pakai ulang atau cara tradisional langsung saja minum dari gelas," tegasnya.
Gerakan ini juga mengajak para pelaku industri untuk peduli dengan dampak lingkungan dari sedotan plastik dengan tidak lagi menyediakan sedotan plastik.
Baca Juga: Bayi Baru Lahir Meninggal Karena Dehidrasi, Sang Ibu Menyesal Karena Tak Memerhatikan ASI-nya
Ketika memesan minuman dingin di restoran atau warung, biasanya minuman yang kita pesan tersebut bakal disajikan dengan sedotan.
Source | : | Times of India |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar