GridHEALTH.id - Setiap wanita pasti pernah mengalami keputihan. Terkadang, keputihan datang sebelum masa menstruasi datang atau jika seseorang dalam kondisi kecapean.
Perlu diketahui, keputihan merupakan sekresi yang diproduksi oleh vagina dalam bentuk cairan vagina.
Baca Juga: Sering Alami Keputihan? Inilah Resep Alami untuk Mengobatinya!
Keputihan juga normal terjadi saat wanita dalam masa subur mereka.
Namun, bagaimana cara mengetahui keputihan pada organ intim kita masih bersifat fisiologis (normal), atau sudah patologis (tidak normal)?
Keputihan yang normal terlihat bening, putih agak keruh, atau kekuningan ketika sudah mengering di pakaian dalam.
Keputihan merupakan satu hal yang wajar dialami wanita sehat. Ini adalah cara vagina untuk membersihkan diri secara teratur.
"Sangatlah normal untuk mengalami sekresi dari yang sangat sedikit hingga tak terlihat sampai satu sendok makan per hari," kata Leah Millheiser, MD, direktur program Pengobatan Seksual Wanita di Stanford University Medical Center kepada Refinery29.
Baca Juga: Bolehkah Makan Pedas di Saat Sahur? Ini Penjelasan Ahli
"Vagina adalah oven yang membersihkan diri sendiri. Sekresi berarti vagina sedang membersihkan diri dengan membuang sel-sel tua."
Bahkan keputihan adalah sahabat wanita, karena bisa membantu mengenali ada atau tidaknya abnormalitas yang terjadi di dalam vagina.
Baca Juga: Alasan Penderita Diabetes Diminta Batasi Makan Kurma Saat Berbuka
Jika kita memerhatikan dengan cermat, volume dan warna sekresi dapat memberi tahu beberapa informasi penting tentang kesehatan.
Seperti apakah keputihan yang wajar? Seperti apa pula keputihan yang disebabkan penyakit atau faktor abnormal lainnya? Berikut ini akan kita bahas selengkapnya seperti dimuat dalam Woman Weekly
1. Cokelat muda atau cokelat gelap
Jika baru selesai haid sekitar tiga hari terakhir, mungkin ada bercak cokelat muda atau cokelat gelap di celana dalam. Menurut Dr. Millheiser ini adalah hal yang normal.
Bercak cokelat muda tersebut adalah pelepasan lapisan terakhir dinding rahim yang tersisa. Seperti diketahui bersama, jika pembuahan tak terjadi maka penebalan dinding rahim dianggap tak berguna dan luruh bersama haid.
Baca Juga: Kiat Memasak Untuk Satu Minggu, Tetapi Tetap Sehat dan Variatif!
Sementara bercak cokelat tua adalah sisa darah yang teroksidasi dan bercampur dengan lendir serviks.
2. Putih dan encer
Setelah menstruasi berakhir sampai ovulasi, kita mungkin melihat sedikit cairan bening encer hingga bening keputih-putihan.
Ini juga termasuk keputihan yang wajar. Sama wajarnya dengan keputihan yang nyaris tidak terlihat bekasnya di celana dalam.
Baca Juga: Alasan Penderita Diabetes Diminta Batasi Makan Kurma Saat Berbuka
3. Lengket seperti putih telur
Sekitar periode ovulasi, biasanya kita akan melihat peningkatan volume sekresi cairan mirip putih telur dan lengket saat disentuh. Biasanya hal ini terjadi selama satu atau dua hari.
Jika kita sedang berusaha untuk hamil, ini adalah saat yang tepat untuk berhubungan badan. Jika tidak, maka kita harus mengenakan alat kontrasepsi.
"Ingatlah bahwa wanita paling subur bukan hanya selama ovulasi tetapi pada hari-hari sebelum dan sesudahnya," kata Dr. Millheiser.
Baca Juga: Sedang Musim Jambu Biji, Diburu Karena Bikin Kulit Wajah Jadi Kencang
4. Merah atau cokelat kemerahan
Bercak merah tentunya pertanda menstruasi. Tetapi bercak merah atau cokelat kemerahan juga bisa menandakan pendarahan ovulasi, jika terjadi sekitar 13 sampai 16 hari dari siklus haid.
Ternyata, perubahan hormonal yang memungkinkan pelepasan telur juga dapat menyebabkan sedikit lapisan rahim terkikis.
Tidak semua orang yang ovulasi mengalami hal ini, jadi jangan khawatir jika hal itu tidak terjadi pada kita.
Namun perlu diingat, bercak merah atau cokelat kemerahan hanya bisa disebut sebagai pendarahan ovulasi jika terjadi pada waktu yang sama setiap bulan, di sekitar pertengahan siklus.
Jika tidak, mungkin berhadapan dengan menstruasi tidak teratur yang bisa menjadi tanda masalah hormonal. Misalnya saja masalah tiroid atau sindrom ovarium polikistik (PCOS).
5. Bening dan kental
Setelah ovulasi dan hingga beberapa hari sebelum periode menstruasi,kita mungkin mengalami keputihan dengan cairan bening namun lebih kental. Biasanya jumlah volume lebih sedikit dibandingkan saat berovulasi.
Baca Juga: Sedang Musim Jambu Biji, Diburu Karena Bikin Kulit Wajah Jadi Kencang
6. Putih dan kental
Pada hari-hari sebelum periode haid, volume cairan yang keluar dari vagina bisa berubah, menjadi lebih kental dan lebih putih. Ini menandakan siklus menstruasi yang berikutnya akan segera dimulai.
Jika terjadi kehamilan, volume mungkin akan terlihat seperti ini secara konsisten selama 40 minggu. Kondisi ini dikenal sebagai leukorrhea dan disebabkan oleh hormon kehamilan.
7. Putih, kental, menggumpal, dan disertai gatal
Jika mengalami pelepasan cairan yang mirip keju cottage atau yoghurt dan disertai rasa gatal, terbakar, atau iritasi di area vagina, ini mungkin menandakan infeksi jamur.
Ada baiknya menghubungi dokter agar bisa diberikan diagnosis dan rekomendasi pengobatan yang tepat. Pasalnya infeksi lain, seperti penyakit menular seksual tertentu juga dapat meniru gejala infeksi
8. Bercak cokelat yang tak kunjung selesai
"Jika sedang minum pil KB, rembesan bercak mungkin terjadi, karena konsentrasi hormon KB terlalu tinggi atau terlalu rendah dan mungkin perlu disesuaikan.
Atau, jika menggunakan pil KB formula baru, mungkin tubuh hanya perlu beberapa bulan untuk menyesuaikan diri," kata Dr. Millheiser.
Jika tidak menggunakan KB hormonal dan tidak ada kemungkinan bisa hamil, bercak cokelat sepanjang siklus bisa menjadi gejala pertumbuhan abnormal, baik itu tumor jinak atau kanker endometrium.
Baca Juga: Hari Hipertensi Sedunia: Waspadai Hipertensi, Pintu Masuk Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
9. Hijau dan berbusa
Memang tidak selalu berbusa, tetapi cairan keputihan yang berwarna hijau saja sudah perlu diwaspadai.
Cairan hijau yang disertai dengan iritasi vagina biasanya merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual bernama trikomoniasis.
Infeksi ini disebabkan oleh parasit. Perawatan yang disarankan biasanya berupa pemberian antibiotik oral untuk pasien dan pasangannya.
10. Putih keabu-abuan dan amis
Cairan keputihan dengan warna putih susu sedikit kelabu, terutama jika disertai bau amis kemungkinan disebabkan oleh vaginosis bakteri. Bau amisnya semakin amis setelah haid selesai atau hubungan seksual.
Baca Juga: Ingin Perut Rata dan Seksi Dalam Waktu Cepat? Lakukan 6 Hal Ini!
Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam bakteri yang biasanya ditemukan di vagina Kadang-kadang bisa hilang dengan sendirinya, tetapi jika tidak kunjung selesai biasanya diobati dengan antibiotik.
Itulah jenis-jenis keputihan dan tanda-tanda visualnya yang perlu dicermati. (*)
Source | : | Woman Weekly |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar