GridHEALTH.id - Ada sekilas bayangan hitam lewat di dekat, atau sering melihat ada rambut terbang seperti hantu?
Mungkin itu hanya halusinasi saja. Namun jika hal ini sering terjadi pada seorang dengan mata minus, sebaiknya segeralah datangi dokter atau spesialis mata.
Baca Juga: Ibu Hamil dengan Mata Minus Apa Iya Tidak Dapat Melahirkan Normal?
Pasalnya, jika kita tidak memiliki kemampuan melihat makhluk astral, hal ini dapat berkaitan dengan masalah penglihatan yang biasa disebut floaters.
Floaters merupakan bayangan benda berukuran kecil hingga besar yang tampak melayang-layang pada penglihatan.
Melansir dari Mayo Clinic, floaters umumnya terlihat seperti bintik-bintik hitam atau abu-abu, berbentuk seperti tali, atau sarang laba-laba yang melayang ketika kita menggerakkan mata ke kiri atau ke kanan.
Menurut dr. Ferdiriva Hamzah, SpM dalam sebuah vlog yang diunggah di kanal Youtube miliknya menjelaskan penyebab floaters.
"80% dari isi mata kita adalah jeli. Jeli ini isinya 99% air, dan selebihnya adalah hyaluronic acid dan kolagen."
"Semakin bertambah usia kita, jelinya ini akan mulai mencari, sehingga terbentuk kolagen yang menggumpal. Nah kolagen yang menggumpal ini terbang-terbang di mata kamu," ujar dr. Ferdiriva.
Sebagian besar, floaters disebabkan oleh perubahan terkait usia.
Bertambahnya usia menyebabkan zat seperti jeli (cairan kaca) di dalam mata menjadi lebih cair.
"Kamu tahu sendiri, dari mata kamu ada yang namanya pupil, dan pupil itu akan menerima cahaya akan masuk ke dalam sampai ke retina. Di perjalanan cahaya itu, kolagen itu terbang-terbang."
"Itu kenapa kamu bisa melihat seperti ada benang-benang terbang, atau rambut, atau lain sebagainya deh. Floaters juga bisa terjadi akibat penciutan isi bola mata kita, istilah kedokterannya adalah posterior vitreous detachment (PVD)," jelasnya.
Posterior vitreous detachment (PVD) adalah perubahan alami yang terjadi selama masa dewasa, ketika gel vitreous yang mengisi mata terpisah dari retina, lapisan saraf penginderaan cahaya di bagian belakang mata.
PVD disebabkan oleh floaters (bayangan buram seluler yang mengaburkan pandangan) dan kilatan (garis-garis cahaya, biasanya di sisi penglihatan).
Baca Juga: Kepalanya Peyang, Anak John Legend Harus Pakai Helm Selama 3 Bulan Walau Saat Tidur
Menurut dr. Ferdiriva, walau floaters serig terjadi di usia tua, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada seseorang dengan mata minus tinggi.
Pada seorang dengan mata minus tinggi, bola matanya lebih memanjang ke belakang yang otomatis isi bola mata lebih banyak.
"Semakin banyak isi bola mata, maka semakin cepat mencair," ujarnya. Sedangkan beberapa tanda dan gejala seseorang mengalami floaters adalah:
- Melihat bintik-bintik kecil dalam penglihatan terkadang gelap, bengkok, transparan.
- Bintik-bintik yang bergerak ketika menggerakkan mata.
- Bintik-bintik yang paling terlihat ketika kita melihat latar belakang yang cerah polos, seperti langit biru atau dinding putih.
Baca Juga: Demi Satu Alasan Ini, Kim Kardashian dan Kanye West Rayakan Hari Jadi Pernikahan di Las Vegas
Jangan sampai membiarkan floaters ini begitu saja, karena dapat menjadi tanda dari penyakit mata lainnya, seperti robekan retina, atau pendarahan isi bola mata.
Jika gangguan floaters ini semakin parah, langkah yang bisa ditempuh adalah pembedahan untuk mengangkat vitreous (cairan kaca) atau dengan cara lasik menggunakan laser. (*)
Source | : | YouTube,Mayo Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar