GridHEALTH.id - Menjadi seorang ibu memang terlihat rumit dan melelahkan, namun jika anak-ank sudah dewasa terkadang ada rasa untuk memiliki seorang anak lagi.
Seperti wanita satu ini yang tak ingin meninggalkan rasa keibuannya, sehingga dirinya memutuskan untuk melakukan program bayi tabung atau dikenal dengan in vitro fertilization (IVF).
Baca Juga: Alami Kista Hormonal, Caca Tengker Lakukan Bayi Tabung Demi Punya Anak
Namun anehnya, bukan cara pemilihan program kehamilan, akan tetapi usia wanita tersebut yang sudah memasuki angka 50 tahun.
Wanita bernama Helen Gration, yang tinggal di York bersama suaminya Harry (68) yang sudah memiliki anak laki-laki kembar Harvey dan Harrison, kini tengah hamil 20 minggu anak ke tiganya.
Baca Juga: Aliya Rajasa Miliki Riwayat Kanker, 6 Makanan Ini Cocok Dikonsumsi Orang Berisiko Kanker
Helen merasa kesepian setelah kedua anak kembarnya memasuki universitas dan tak tinggal bersamanya lagi.
Dari situlah, terlintas di benak Helen untuk mencoba memiliki anak lagi. Melansir dari Daily Mail, Helen berkata, "Aku belum siap mengakhiri dunia keibuan ini."
Dia mengatakan dia ingin wanita tahu bahwa menjadi ibu tidak hanya berlaku untuk wanita di usia 30-an saja, dan ingin membuktikan bahwa ada inovasi yang memungkinkan wanita yang lebih tua untuk hamil juga.
Perjalanan Helen untuk hamil yang kedua ini mengalami pasang surut meskipun.
Dia menjelaskan bahwa dia terkejut ketika konsultan kesuburannya mengatakan kepadanya bahwa dia bisa punya bayi lagi, tetapi tidak dengan telurnya sendiri.
Hal ini dikarenakan sel telur dan usia Helen sudah terlalu tua dan tidak layak.
Baca Juga: Ditinggal ART, Keenan Pearce Jemur Pakaian dalam Kamar, Padahal Ada Benji Lo!
Namun hal ini tak menyurutkan langkakah Helen dan suaminya, pasangan itu mulai mencari donor telur pada Januari 2018.
Konsultan mereka menyarankan mereka untuk mengunjungi klinik di Siprus, karena menemukan donor sel telur di Inggris.
Akan tetapi, peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pemupukan dan Embriologi Manusia tidak mengizinkan pengobatan pada wanita berusia di atas 51 (karena menopause).
Pada bulan Januari tahun ini mereka melakukan perjalanan ke Siprus untuk melakukan in vitro fertilization (IVF).
Program bayi tabung atau dikenal dengan in vitro fertilization (IVF) adalah prosedur yang digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesuburan, di mana sel telur dan sperma bergabung bersama di luar tubuh, di laboratorium khusus.
Menurut IVF Australia, sel telur yang telah dibuahi (embrio) dibiarkan tumbuh di lingkungan yang dilindungi selama beberapa hari sebelum dipindahkan ke rahim wanita sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Akhirnya dari donor sel telur seorang wanita di Inggris, Helen dapat hamil kembali.
Helen merasa lega ketika dia mengetahui prosedurnya berhasil, walau dia menyadari risiko kesehatan seputar kehamilan pada wanita seusianya.
Melansir dari Mayo Clinic, wanita di usia lanjut seperti Helen ini kemungkinan akan mengalami preeklamsia, diabetes gestasional, persalinan sesar, kelahiran prematur, kelainan kromosom (down syndrome pada bayi), risiko keguguran yang tinggi, bahkan risiko kematian.
Ibu hamil berusia 35 tahun memiliki risiko keguguran sampai 20%, dan risiko itu akan naik dua kali lipat pada bumil berusia 40 tahun, sedangkan untuk bumil berusia di atas 45 tahun, risikonya naik sampai 80%, dan selanjutnya hingga usia wanita semakin tua.
Namun fenomena yang dialami Helen ini berbeda dengan fakta medis tersebut, ketika melakukan pemeriksaan di usia kehamilan 12 minggu, janin dalam kandungan Helen nampak sehat.
"Itulah saat saya benar-benar mulai percaya bahwa dunia keibuanku akan terjadi lagi," ujarnya.
Meski belum mengetahui jenis kelamin dari bayi yang dikandungnya, Helen dan Harry akan memberinya nama dengan inisial 'H'. (*)
Source | : | Daily Mail,Mayo Clinic,IVF Australia |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar