Selain kesulitan beraktivitas, lebih dari 1,5 tahun Aria juga hanya bisa telungkup di kasur.
"Sekarang saya jaga pola makan. Pantangannya itu selain mi instan juga enggak boleh makan atau minum yang manis-manis seperti minuman kemasan," kata Aria kepada TribunJakarta.com saat di rumahnya, Kampung Pasir Pining RT 002/01, Desa Cipurwasari, Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (15/6/2019).
Baca Juga: Diet Gagal Akibat 5 Kesalahan Gaya Hidup yang Memperlambat Metabolisme
"Dulu makannya banyak, tapi sekarang lima sendok aja sudah kenyang," kata tambah Aria.
Cerita soal kegemaran Aria terhadap mi instan dan minuman kemasan diamini ayahnya, Ade Somantri.
Konon, sebelum berat Aria "membesar", anak bungsunya itu dalam sehari minimal menghabiskan tiga bungkus mi instan dan puluhan gelas minuman kemasan.
Ade bersyukur setelah menjalani semua rangkaian pengobatan hingga akhirnya menjalani operasi bariatrik atau operasi penyempitan lambung pada April 2017, Aria sudah berubah.
Baca Juga: Tangan & Kaki Bayi Seperti Roti Sobek Bukan Pertanda Obesitas, Itu Wajar dan Sehat
Selain kondisi fisiknya berkurang lebih dari 100 kilogram, kesadaran Aria untuk menjaga pola makannya menjadi hikmah bagi Ade dan keluarganya.
"Dulu saya suka ingetin, 'Kamu emang mau blangsak lagi kayak dulu? Kamu enggak inget gimana dulu cuma bisa tengkurap doang? Tapi aAhamdulilah sekarang dia sudah sadar dan rajin olahraga," kata Ade.
Source | : | Jakarta.tribunnews.com,Singapore Health |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar