Untuk suhu pada malam harinya, kata Setyoajie, mencapai minus 10 derajat celsius.
Suhu udara di dataran Dieng bulan ini tercatat yang paling rendah dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Difteri! 4 Buah Ini Dapat Sembuhkan Penyakit Menular Yang Mematikan Ini
"Untuk bulan ini memang suhu di Dieng tercatat termasuk yang paling rendah.
Tahun-tahun sebelumnya (suhu serendah ini) sepertinya pernah, karena kalau malam di Dieng memang cenderung lebih dingin," ujar Setyoajie.
Lebih lanjut, Setyoajie mengatakan, suhu udara kemungkinan dapat lebih dingin lagi saat puncak musim kemarau.
Puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus mendatang.
Setyoajie menjelaskan, suhu dingin kali ini juga dipengaruhi faktor regional, di mana monsoon dingin dari Australia.
Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Rossa, Soundman yang Menemaninya 18 Tahun Alami Serangan Jantung
Terjadi perpindahan massa udara dingin dan kering dari Benua Australia ke Asia yang melewati kepulauan Indonesia, akibat dari perbedaan tekanan udara.
"Bisa jadi saat puncak musim kemarau akan lebih dingin, tapi hanya pada tengah malam saja, menjelang pagi suhu sudah relatif normal," kata Setyoajie.
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar