Menjalani proses perceraian dapat meningkatkan risiko terhadap sindrom metabolik. Kembali, ini merupakan efek dari stres yang dialami.
Kadar hormon stres yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga meningkatkan cadangan lemak perut yang berbahaya.
Kondisi inilah yang mengakibatkan seseorang memiliki risiko tinggi mengalami stroke, diabetes, dan penyakit jantung.
Sebuah penelitian dalam Archives of Internal Medicines menemukan bahwa wanita yang bercerai lebih mungkin mengalami sindrom metabolik ini dari pada wanita yang pernikahannya baik-baik saja.
Depresi
Banyak orang yang mengaitkan perceraian dengan kegagalan dalam hidup.
Berbagai emosi negatif yang dialami orang yang bercerai dapat bertahan hingga beberapa minggu, bulan, bahkan tahunan setelah berpisah yang sangat mungkin mengakibatkan depresi.
Penyakit kardiovaskular
Dalam Journal of Marriage and Family melaporkan bahwa pria dan wanita paruh baya yang telah bercerai memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan orang yang masih menikah di usia yang sama.
Dalam kasus ini wanita lebih mudah mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan laki-laki, sebab ditemukan tingkat peradangan lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria. Peradangan memiliki hubungan erat dengan kondisi stres.
Source | : | Kompas.com,prevention |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar