Studi lain yang dilakukan oleh Harvard Medical School menyebutkan, lebih dari 90% pasien kasus Takotsubo yang dilaporkan adalah wanita berusia antara 58 dan 75 tahun.
Baca Juga: 7 Pemimpin Negara Ini Ternyata Masih Jomblo Saat Menjabat, Begini Alasannya
"Takotsubo adalah penyakit yang dapat menyerang orang sehat dengan efek merusak," jelas Profesor Jeremy Pearson, associate medical director di BHF.
"Kami pernah mengira dampak dari penyakit yang mengancam jiwa ini bersifat sementara, tapi sekarang kami melihat bahwa efeknya terus memengaruhi orang selama sisa hidup mereka," tambahnya.
Pearson menambahkan bahwa saat ini tidak ada perawatan jangka panjang untuk pasien "patah hati" ini karena petugas medis sebelumnya mengira semua penderita akan sembuh total.
"Penelitian baru ini menunjukkan ada efek jangka panjang pada kesehatan jantung, dan menyarankan agar kita merawat pasien dengan cara yang serupa dengan orang yang berisiko mengalami gagal jantung," pungkasnya. (*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Warta Korta,bhf.org.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar