Takotsubo cardiomyopathy atau sindrom patah hati ini umumnya dipicu oleh pengalaman traumatis antara lain putus dengan pasangan atau bisa juga hinaan yang membekas dihati.
Dalam kondisi yang parah, otot jantung akan menjadi lemah dan tidak lagi berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Sadar Akan Bahaya Sampah Plastik, Rayi Sebut RAN Sering Bawa Tumbler Saat Manggung
Bila penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi hanya bersifat sementara, hal tersebut kini dibantah oleh para ilmuwan dari University of Aberdeen.
Mereka menemukan fakta bahwa efeknya dapat bersifat permanen, seperti serangan jantung.
Dalam studi yang didanai oleh British Heart Foundation (BHF), tim dokter memeriksa 37 pasien Takostubo selama sekitar 2 tahun dengan menggunakan pemindaian ultrasound dan MRI.
Baca Juga: Usia Hampir 40 Tahun Tapi Punya Body Goals, Ternyata Ini yang Dimakan Britney Spears!
Temuan yang dipresentasikan di American Heart Association Scientific Sessions di California ini mengungkapkan bahwa para partisipan memiliki kerusakan yang tidak dapat diobati pada jaringan otot jantung, karena berkurangnya elastisitas.
Kurangnya elastisitas ini membuat jantung tidak berdetak secara maksimal.
Source | : | Warta Korta,bhf.org.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar