GridHEALTH.id - Kabar kehamilan Syahnaz Sadiqah masih terus menjadi bulan-bulanan warganet.
Pasalnya, adik bungsu Raffi Ahmad yang dikabarkan tengah mengandung anak kembar rupanya menuai sebuah kontroversi.
Beberapa waktu lalu, Syahnaz sempat mengunggah sebuah foto dirinya dan sang suami, Jeje Govinda yang sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan.
Ada yang berbeda dengan penampilan Syahnaz kali itu, adik Raffi Ahmad ini tampak mencuri perhatian akibat menggunakan kursi roda untuk berjalan-jalan.
Unggahan Syahnaz ini langsung mendapat banyak cibiran warganet.
Namun Syahnaz Sadiqah langsung memberikan klarifikasi lewat program talkshow 'Okay Bos' pada Senin (8/7/2019) lalu.
"Kenapa sih Nanaz kudu pakai kursi roda?" tanya Raffi Ahmad.
Baca Juga: Mobil 4 Miliar Ditempeli Ratusan Pembalut Haid, Inilah Spesifikasi Pembalut Wanita
Mendengar pertanyaan Raffi yang terlihat menggoda sang adik itu, Syahnaz langsung menimpali dengan pertanyaan lain.
"Kenapa sih sebagai kakak enggak perhatian banget?" jelas Syahnaz.
Lewat program acara yang dipandu sang kakak, Raffi Ahmad, istri Jeje Govinda ini akhirnya buka suara perihal alasannya menggunakan kursi roda.
"Itu memang saran dokter kok. Aku juga bukan sok inisiatif pakai kursi roda. Enggak juga sih, enggak kepikiran karena kakak aku yang cewek 3 kali hamil juga enggak pakai kursi roda.
Jadi enggak ada gambaran memang hamil pakai kursi roda. Cuman disuruh dokter," tuturnya.
Baca Juga: Kaki Bengkak Akibat Diabetes Perlu Diatasi, Begini 5 Solusinya
Syahnaz pun menambahkan bahwa instruksi dokter tersebut diakibatkan karena kondisi sang janin yang ada di dalam kandungannya.
"Karena waktu itu, yang satunya tuh, anaknya belum tahu ya berkembang atau enggak," pungkasnya.
Fenomena ibu hamil menggunakan kursi roda ini memang sering terjadi akhir-akhir ini, terlebih pada wanita yang menjalani program bayi tabung, seperti Tya Ariestya hingga Medina Zein, istri Lukman Azhari.
Hal ini membuat seorang ginekolog, Dr. Reino Rambey, SpOG ikut memberikan komentar terkait fenomena tersebut.
"Tergantung kondisi masing-masing tubuh. Penyebabnya macam-macam. Yang jelas program bayi tabung itu sebenarnya suatu teknologi berbantu, jadi tetap ada suatu masalah pada orang itu yang menyebabkan dia menjadi sulit hamil," ujar Dr.Reino, saat ditemui oleh Gridhealth.id pada Jumat (5/7/2019) lalu.
Baca Juga: Terbiasa Minum di Mata Air, Petani Ini Keluhkan Ada yang Bergerak di Tenggorokannya
"Tentu memang faktor risiko orang yang mengikuti program ini lebih berbeda dengan orang yang secara alami bisa hamil sendiri.
"Kemudian dalam program bayi tabung sendiri ada yang namanya defect fase luteal, jadi memang ada lack hormon di awal-awal kehamilan yang biasanya berlansung sekitar 8-10 minggu saja, setelah itu sama saja dengan hamil pada umumnya," tambahnya.
Melansir dari WebMD, fase luteal adalah satu tahap dari siklus menstruasi yang terjadi setelah ovulasi (ketika ovarium melepaskan telur) dan sebelum menstruasi dimulai.
Selama waktu ini, lapisan rahim biasanya menjadi lebih tebal untuk mempersiapkan kemungkinan kehamilan.
Jika seroang wanita memiliki cacat fase luteal atau luteal phase defect, lapisan itu tidak tumbuh dengan baik setiap bulan.
Hal inilah yang bisa membuatnya sulit untuk menjadi atau tetap hamil.
Cacat fase luteal dapat terjadi pada wanita jika indung telur tidak melepaskan cukup progesteron, atau jika lapisan rahim tidak merespons hormon progesteron tersebut.
"Jadi kalau orang itu sampai pakai kursi roda terus, sebetulnya tidak perlu. Tapi kalau dia diharuskan memakai kursi roda terus, berarti ada sesuatu. Ada faktor lain di dalam proses kehamilan, bukan di dalam proses bayi tabung," jelas Dr. Reino.
Faktor lainnya yang menyebabkan seorang wanita mengalami cacat fase luteal, seperti anoreksia, endometriosis, jumlah latihan ekstrem, hiperprolaktinemia (terlalu banyak hormon yang menyebabkan ASI), kegemukan, sindrom ovarium polikistik, bahkan gangguan tiroid.
Semoga saja kehamilan Syahnaz ini dapat berjalan dengan baik dan tak berlarut-larut menggunakan kursi roda.
#gridhealthid #gridnetworkjuara
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar