GridHEALTH.id - Setiap anggota kepolisian tentunya harus memiliki tubuh yang sehat, bugar dan juga memiliki tubuh ideal untuk menunjang pekerjaannya.
Untuk itu, Institusi Polri akan menyoroti begitu ada anggotanya yang terlalu tambun dan gendut.
Seperti yang terjadi di Polda Jatim baru-baru ini, dimana 50 anggotanya kedapatan bertubuh gendut dan buncit.
Baca Juga: Kasus Obesitas Semakin Banyak, Ini 5 Tanda Tubuh Mulai Kegemukan
Untuk mengembalikan bentuk tubuhnya, mereka disebut akan menjalani serangkaian program fisik maupun psikis yang dicanangkan oleh instruktur pelatihan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto Jatim.
Pelatihan kebugaran fisik itu dinamai oleh Polda Jatim sebagai program penurunan indeks massa tubuh dan akan berlangsung selama 10 hari.
Mulai dari lari di tengah teriknya sinar matahari menggunakan jaket berbahan kedap air seperti parasut, senam aerobik, berenang, bahkan long march.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menuturkan, program tersebut ditujukan bagi personel yang berat badannya dikategorikan obesitas (overweight).
Baca Juga: Ingin Miliki Tubuh Ideal, Raditya Dika Ganti Nasi Putih Dengan Quinoa
“Ya idealnya mencapai berat badan ideal 70 kilogram lah,” katanya saat ditemui awak media di Mapolda Jatim, Jumat (19/7/2019).
Kemudian, para peserta pelatihan juga akan menerima pelatihan yang berorientasi pada psikologis.
Tujuan program tersebut agar para personil Polda Jawa Timur bisa lebih leluasa dan maksimal menjalankan tugasnya melayani maayarakat.
Baca Juga: Studi Ungkap 40% Wanita Alami Depresi Pasca Melahirkan, Ini Penyebab dan Solusinya
"Biar lebih gesit dan cekatan melayani masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Toni Harmanto berharap program kebugaran fisik untuk anggotanya itu dapat mengembalikan vitalitas sebagai aparat penegak hukum.
“Tentunya kami ingin anggota kami sehat terlihat lebih bugar kemudian mungkin sebagaimana normalnya anggota polri yang bertugas di lapangan,” tandasnya.
Kejadian diatas menandakan lingkungan pertemanan yang terjadi pada anggota kepolisian tersebut tidak sehat.
Seperti dikutip dari Time of India, sebuah penelitian pernah dilakukan menyebut bahwa obesitas dapat menyebar secara sosial.
Penelitian ini dilakukan oleh University of Southern California terhadap perilaku keluarga tentara.
Terdapat 1314 orang tua dan 1111 anak-anak yang dilibatkan pada penelitian ini.
"Penyebaran sosial pada obesitas memiliki arti bahwa jika semakin banyak orang di sekitar kita mengalami obesitas, maka hal ini dapat meningkatkan peluang kita menjadi obesitas juga.
Secara tak sadar, kita terpengaruh dengan tindakan orang di sekitar. Jika kita berada pada lingkungan yang tak berolahraga, maka kita akan mengikutinya. Ini lah pengaruh sosial dari hal tersebut," tulis hasil penelitian tersebut.
Baca Juga: Sempat Dibuang ke Kloset Karena Panik, Nunung Pakai Sabu Untuk Hibur Penonton Agar Tertawa
Lebih lanjut, penyebab utama dari hal ini adalah porsi makanan cepat saji yang lebih besar dan lebih tak sehat yang menjadi biang keladi obesitas ini.
Porsi makan saat ini lebih besar 20% dibanding dengan 30 tahun lalu.
Makanan saat ini yang semakin tak sehat ini turut mendorong kegemukan yang dialami banyak orang.
Lingkungan pertemanan celakanya sering membawa kita berkumpul (hanging out) di tempat-tempat yang menyediakan makanan cepat saji yang tak sehat.
Baca Juga: Mengaku Cuma Iseng dan Khilaf, Pelaku Begal Payudara Di Yogyakarta Ternyata Seorang Guru Honorer
Selain itu, lingkungan pertemanan yang suka ngemil bisa buat lingkar perutmu jadi semakin besar. (*)
#gridhealtid #inspiringbetterhealth
Source | : | timeofindia,TribunJatim |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar