GridHealth.id - Gangguan kesehatan mental tak hanya dapat terjadi pada orang dewasa saja, tetapi juga dapat diderita oleh anak-anak.
Anak-anak dapat menderita gangguan mental yang sama dengan orang dewasa, namun memiliki gejala yang berbeda.
Baca Juga: Alami Gangguan Mental Hingga Harus Direhabilitasi, Ini Akibat Dari Kecanduan Main Game
Berbagai gangguan kesehatan mental yang dapat diderita oleh anak-anak, seperti : gangguan emosional, gangguan kecemasan, perilaku hiperaktif, gangguan spektrum autisme, hingga skizofrenia.
Gangguan emosional adalah jenis gangguan mental yang paling umum dialami oleh anak-anak berusia 5 hingga 19 tahun, dan dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Dilansir dari laman NHS.UK, survei pada tahun 2017 yang meneliti gangguan mental pada anak-anak di Inggris, menunjukkan satu dari delapan anak berusia 5 hingga 19 memiliki setidaknya satu gangguan mental.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Riskesdas 2013 yang dipublikasikan di laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk anak berusia 15 tahun ke atas, mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia.
Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.
Penyakit mental pada anak-anak biasanya sulit untuk diidentifikasi oleh orangtua. Akibatnya, banyak anak yang tidak mendapatkan bantuan dan perawatan yang dibutuhkan.
Baca Juga: Waspada, Menurut Studi Pasangan yang Suka Selfie Bareng Ternyata Rentan Perceraian!
Melansir laman Mayo Clinic, tanda-tanda anak mengalami masalah gangguan mental adalah :
1. Perubahan suasana hati
Hal ini ditandai dengan perasaan sedih atau putus asa akan bertahan setidaknya selama dua minggu.
Perubahan suasana hati yang parah akan menyebabkan masalah dalam hubungan anak di rumah maupun di sekolah.
2. Perasaan yang berlebihan
Waspadai perasaan takut yang luar biasa tanpa alasan pada anak. Terkadang, tanda-tanda seperti jantung berdebar, bernapas cepat, kekhawatiran atau ketakutan yang berlebihan pada anak dapat mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Baca Juga: Sempat Bantah Pacaran dengan Roger Danuarta, Cut Meyriska Gelar Acara Lamaran dan Persiapkan Ini
3. Perubahan perilaku
Perubahan yang drastis pada perilaku atau kepribadian anak dapat berbahaya dan sulit dikendalikan.
Sering berkelahi, menggunakan senjata atau benda berbahaya, dan mengekspresikan keinginan untuk menyakiti orang lain adalah peringatan yang wajib diwaspadai.
4. Kesulitan berkonsentrasi
Tanda-tanda sulitnya anak untuk berkonsentrasi atau duduk diam harus diwaspadai.
Selain karena merupakan tanda anak menderita gangguan mental, keduanya dapat berdampak pada aktivitasnya di sekolah.
5. Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
Kehilangan nafsu makan yang tiba-tiba, sering muntah atau menggunakan obat pencahar tak hanya berarti anak miliki masalah gangguan makan, tetapi juga bisa jadi tanda anak alami gangguan kesehatan mental.
6. Gejala fisik
Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak yang bermasalah dengan gangguan mental mungkin akan merasakan sakit kepala dan sakit perut, daripada merasa sedih atau cemas.
Baca Juga: Begini Prosedur Penanganan dan Penyembuhan Katup Jantung Bocor
7. Melukai fisik
Terkadang, kondisi kesehatan mental yang buruk menyebabkan anak cenderung melukai diri sendiri sehingga di tubuhnya dapat ditemui luka-luka.
Anak-anak yang memiliki gangguan kesehatan mental, dapat memiliki pikiran untuk bunuh diri atau bahkan mencoba untuk melakukan tindakan bunuh diri.
8. Penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya
Beberapa anak yang umumnya berusia remaja, cenderung menggunakan narkoba atau alkohol untuk mencoba mengatasi perasaan mereka.
Jika orangtua menemukan adanya gangguan mental anak, segeralah konsultasikan dengan dokter.
Cocokkan juga tanda-tanda yang orang tua lihat pada anak, dengan tanda yang dilihat oleh teman, guru, ataupun orang-orang terdekatnya.
Bicarakan semua tanda yang diketahui orang tua pada dokter agar masalah gangguan kesehatan mental ini dapat ditangani secepatnya. (*)
Source | : | Mayo Clinic,Nhs.uk |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar