GridHEALTH.id - Kabar duka sempat menyelimuti bahtera rumah tangga presenter bertubuh tinggi, Gilang Dirga.
Gilang Dirga dan Adiezty Fersa yang telah resmi menikah pada 18 September 2016 lalu sempat dirundung awan kelabu.
Pasalnya kedua pasangan selebritis ini sempat mengalami kehilangan buah hatinya, tepatnya pada Januari 2017 silam.
Istri Gilang Dirga, Adiezty Fersa harus mengikhlaskan menjalani kuretase atau sering disebut dengan kuret akibat janin dalam kandungannya tidak berkembang.
Hal inipun dibenarkan oleh ibu mertua Gilang Dirga, Santy.
"Enggak ada masalah kok, enggak apa-apa. Cuma karena janinnya enggak berkembang saja. Jadinya dikuret," ujar Santy, mengutip Pos Belitung.
Mendengar pernyataan ibunda Adiezty Fersa mengenai kuret, rupanya proses ini bertujuan untuk untuk membersihkan rahim dari sisa janin, mengatasi plasenta yang melekat pada rahim, hamil anggur, dan perdarahan setelah lewat menopause.
Karena jika sisa-sisa janin atau adanya benda asing/daging tumbuh semisal tumor dibiarkan di dalam rahim, bisa jadi dapat menyebabkan perdarahan dan sakit perut, juga dikhawatirkan akan muncul penyakit berbahaya, seperti kanker.
Baca Juga: Gagal Diet Akibat Metabolisme Melambat, Begini Cara Mengatasinya
Dikutip dari Mayo Clinic, saat melakukan dilatasi dan kuret, dokter akan menggunakan langkah kecil untuk membuka rahim, bisa menggunakan obat perangsang ataupun alat.
Sebab leher rahim ibu tentu tidak terbuka sendiri, apalagi setelah mengalami keguguran.
Pada saat melahirkan, tubuh ibu secara otomatis merangsang pelebaran leher rahim dan juga dengan bantuan dari dorongan kepala bayi.
Baca Juga: Digemari Masyarakat Indonesia, Ini 5 Fakta Ikan Mujair yang Suka Makan Kotorannya Sendiri
Sedangkan, pada saat keguguran, tubuh ibu tidak merangsang pelebaran leher rahim, sehingga perlu dilakukan dilatasi untuk membuka leher rahim.
Dokter kemudian menggunakan alat bedah yang disebut kuret, untuk mengangkat jaringan rahim. Alat kuret yang digunakan dalam D&C ini bisa tajam atau menggunakan alat isap.
Sebelum menjalani proses kuret, dokter biasanya menggunakan obat yang disebut misoprostol (Cytotec) yang diberikan secara oral atau vaginal untuk melembutkan leher rahim, atau memasukkan batang ramping yang terbuat dari laminaria ke dalam rahim.
Laminaria secara bertahap mengembang dengan menyerap cairan di rahim sehingga rahim terbuka.
Setelah itu, dokter akan memasukkan alat yang disebut spekulum ke dalam organ intim wanita, seperti saat tes Pap Smear untuk melihat serviks.
Lalu dokter memasukkan serangkaian batang yang lebih tebal ke dalam serviks untuk perlahan melebarkannya sampai cukup terbuka.
Setelah itu alat dilatasi dikeluarkan dan memasukkan alat berbentuk sendok dengan tepi tajam, atau alat isap dan menghilangkan jaringan rahim.
Baca Juga: Viral Pria Makan Seekor Kucing Hidup-hidup, Padahal Ada Bakteri Mematikan di Tubuh Kucing
Karena tidak sadar atau terbius selama D&C, seharusnya tidak akan merasakan sakit apa pun selama proses kuret.
Setelah melakukan kuret, pasien disarankan untuk tinggal beberapa jam di ruang rawat agar dokter dapat memantau jika terjadi pendarahan atau ada komplikasi lain setelah kuret.
Begitulah kurang lebih proses kuret yang sempat dijalani istri Gilang Dirga setelah mengalami permasalahan saat kehamilan. (*)
Source | : | Mayo Clinic,Pos Belitung |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar