“Bisa dilihat di tabel di bawah, itu untuk tahun 2011,” jelas dr. Erta Priadi Wirawijaya, Sp.JP.
Premi termurah itu 24 USD pertahun, disubsidi pemerintah 18 USD. Jadi total sekitar 42 USD/tahun atau 600 ribu pertahun.
Sebulan dibayarkan untuk perusahan asuransi 50 ribu/bulan. Sebulan harus bayar 28 ribu dari kantong sendiri. Tapi walau sudah bayar sebesar itu, ternyata harus yang dibayar pihak asuransi hanya 44% dari biaya perawatan dan ada batasnya.
Baca Juga: Ternyata Memelihara Kucing Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke, Pecinta Kucing Wajib Tahu!
Batasnya itu 6x pendapatan tahunan rata-rata petani. Itu untuk yang hidup di desa.
Untuk yang hidup di kota, biayanya lebih mahal lagi, 240 USD/tahun tanpa subsidi pemerintah.
Jadi sekitar Rp 3,424,296 per tahun, atau 285 ribu perbulan.
Itupun tidak gratis semua ditanggung, ditanggung hanya 68% dengan batas maksimal 6x pendapatan rata-rata mereka yang hidup di kota.
“Angka yang saya bahas ini tahun 2011, sekarang tentunya tarifnya naik tapi sistemnya tidak jauh berbeda,” ungkap dr. Erta Priadi Wirawijaya, Sp.JP, dalam tulisan statusnya di facebook.
Nah, di Indonesia berbeda dua negera tersebut. Peserta yang sehat bayar biaya berobat yang sakit, itu prinsip gotong royong dalam JKN.(*)
Source | : | Kompas.com,Facebook,CNN |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar