GridHEALTH.id - Belum banyak yang tahu bahwa musim kemarau dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, salah satunya adalah dehidrasi, yang kerap dikaitkan dengan penyakit stroke.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, 5 Hal Ini Bisa Terjadi Akibat Dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan ketika jumlah cairan yang keluar dari tubuh lebih banyak dari yang masuk. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, salah satunya akibat cuaca panas musim kemarau.
Faktanya, cuaca panas saat musim kemarau membuat tubuh lebih rentan berkeringat dalam jumlah berlebih. Jika hal ini tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, dehidrasi tak bisa dihindari lagi.
Ketika tubuh berada pada kondisi dehidrasi, gejalanya adalah mata cekung, badan lemas, urine berwarna pekat, bibir kering, tangan dan kaki teraba kering, dan jantung berdebar.
Bukan hanya gejala di atas, dehidrasi yang terjadi akibat kepanasan di musim kemarau bisa memicu terjadinya stroke.
Untuk diketahu, stroke merupakan kematian jaringan otak akibat berkurangnya suplai darah dan oksigen ke otak.
Baca Juga: Ternyata Cokelat Kaya Magnesium yang Bisa Turunkan Risiko Diabetes, Ini Makanan Lainnya
Stroke bisa berupa sumbatan (iskemik) dan perdarahan (hemoragik). Secara umum, gejala dari penyakit ini meliputi:
1. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan tanda awal dari stroke, khususnya stroke perdarahan. Pecahnya pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan volume otak.
Hal ini akan menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tengkorak. Seseorang dengan perdarahan dalam otak yang besar memiliki risiko kematian yang tinggi.
Baca Juga: Fakta, Gangguan Mata Bisa Dicegah Dengan Makan 1 Jeruk Setiap Hari
2. Pandangan kabur
Apabila kerusakan saraf terjadi pada bagian otak yang bertugas dalam penglihatan, maka penderita akan merasa pandangan menjadi kabur. Keluhan ini biasanya terjadi secara tiba-tiba dan dapat bersifat permanen atau sementara.
3. Sukar bicara
Stroke dapat menyerang bagian otak yang berisi sistem saraf pengatur lidah untuk berbicara. Karenanya, salah satu keluhan yang umum yang terjadi pada penderita stroke adalah kesulitan bicara.
Sebab kelumpuhan saraf lidah, maka lidah dapat tertarik ke salah satu sisi dan menyebabkan kesulitan dalam mengucapkan kata-kata.
Baca Juga: Waspadai Gejala Alzheimer Bila Sering Tidur Siang Terlalu Lama
4. Kesemutan
Penyumbatan pembuluh darah akibat stroke dapat menyebabkan kerusakan pada bagian otak mana saja dan menyebabkan gejala yang bervariasi. Salah satu gejala yang dapat dikeluhkan adalah kesemutan.
Karena itu, patut waspada bila mengalami gejala kesemutan, khususnya jika memiliki beberapa faktor risiko stroke seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Lantas, apakah ada hubungan antara dehidrasi selama musim kemarau dengan kejadian stroke? Mengutip pernyataan Dokter Terawan Agus Putranto, ahli radiologi intervensi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta seperti dikutip dari detik.com, faktor dehidrasi jauh lebih jahat ketimbang kolesterol dan lemak di dalam darah yang biasanya menjadi memicu stroke.
Baca Juga: Celine Dion Kurus Kering, 5 Masalah Kesehatan Ini Menghantuinya
Menurut Terawan, pasien stroke akibat kolesterol dan lemak di darah lebih sedikit ketimbang akibat dehidrasi. Orang boleh setuju atau tidak, kata Terawan, "Tapi, kasus yang kami dalami sudah banyak. Sebab itu, jangan abaikan kecukupan minum."
Bagaimana dehidrasi bisa memicu stroke? Saat terjadi dehidrasi, aliran darah yang masuk dan keluar di otak tak seimbang.
Pembuluh darah balik dari otak menuju serambi jantung mengalami kolaps atau kempot karena kekurangan cairan.
Dalam jangka panjang, kolaps melambatkan aliran darah. Pada bayi yang ubun-ubunnya belum tertutup tengkorak, kolaps bisa ditandai dengan permukaan ubun-ubun yang cekung.
Terawan menegaskan, yang pertama kolaps adalah pembuluh darah balik di kepala, termasuk di otak, karena aliran darah menuju kepala mencapai 40%.
Baca Juga: Ternyata Jalan Kaki Lebih Bermanfaat Dibanding Lari, Ini Alasannya
Bagian tubuh lainnya hanya mendapat jatah 60% darah. Pembuluh darah yang kolaps bisa menimbulkan peradangan dan membuat penderitanya kejang-kejang. Dalam sejumlah kasus, selain kolaps, bisa pula terjadi perdarahan.
Gejala orang yang mengalami stroke tergantung area otak yang terkena. Jika mengenai fungsi luhur otak, termasuk saraf yang mengatur emosi, maka orang tersebut mudah tersulut emosinya.
Baca Juga: Termasuk Golongan Pelit? Hati-hati, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan!
Jika kena area motorik, akan terjadi kelumpuhan. Masalah-masalah inilah yang selama ini ditangani Terawan. Setelah aliran di pembuluh darah yang kolaps diperbaiki, kata dia, "ada harapan untuk baik lagi." (*)
Source | : | WebMD,detik.com,klikdokter.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar