GridHEALTH.id - Nama Aria Permana mungkin sudah tak asing lagi telinga kita.
Sempat miliki berat badan mencapai 192 kg, Aria Permana sempat menjadi bulan-bulanan di media nasional hingga mancanegara.
Baca Juga: Akan Operasi Gelambir Kulit, Mantan 'Bocah Raksasa' Aria Permana Harus Perhatikan Hal Ini
Bagaimana tidak, bocah yang masih belasan tahun itu memliki tubuh sangat besar beda dari ukuran anak sebayanya.
Kini Aria Permana yang sudah menjalani operasi bariatrik atau operasi penyempitan lambung pada April 2017 memperlihatkan adanya penurunan berat badan.
Bahkan Aria Permana juga menjalani operasi plastik untuk membuang kulit lengannya yang bergelambir di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS) Bandung, pada 24 Juli 2019 silam.
Baca Juga: BJ Habibie Dikabarkan Meninggal Dunia, Ini Tanggapan Dokter Sebut Terjadi Gangguan Organ
Melansir dari Singapore Health seperti dikutip GridHealth.id, Konsultan dari Departemen Bedah Plastik, Rekonstruksi, dan Estetika Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), Dr Terence Goh, menjelaskan, prosedur yang disebut dengan bedah pembentukan tubuh (body contouring surgery) berbeda dari prosedur pengencangan perut yang sudah ada selama ini.
Perbedaannya terletak pada jumlah kulit yang dikeluarkan dan prosedur pembentukan tubuh yang cenderung menutupi lebih dari satu area tubuh.
"Misalnya pengangkatan tubuh bagian bawah meliputi perut, paha luar, punggung, dan bokong," kata Goh.
Baca Juga: Penyakit Kista Tak Hanya Mengenai Ovarium, Bisa di Payudara juga Persendian, Simak Gejalanya
Operasi pengencangan tubuh setelah berat badan turun ini biasanya meliputi lengan, payudara, dan perut karena kelebihan kulit seringkali terjadi di area-area tersebut.
Aria mengaku tak merasa kesulitan lagi bergerak setelah gelambir kulit seberat 1 kilogram diangkat dari sekitar lengan kiri dan kanannya.
"Sekarang agak ringanan," ucap Aria pendek sambil memperlihatkan bekas jahitan di lengan kanan dan kirinya, mengutip Tribun Jakarta.
Aria juga mulai membiasakan diri bermain basket untuk menghilangkan sisa lemak yang ada di lenagannya.
"Di sekolah lebih sering main basket sekarang. Biar lengan atasnya membentuk," sambung Aria yang kini senang membuat konten YouTube.
Sebelumnya, Aria Permana mendapat sorotan hingga akhirnya ia diberi latihan khusus oleh binaragawan ternama Tanah Air, Ade Rai.
"Pertama melatih kekuatan otot jantungnya atau biasa disebut kardiovaskular exercise. Nah, jadi tentunya dia mesti banyak bergerak, dia bisa jalan kaki ke sekolah dan sebagainya, atau bisa melibatkan olahraga-olahraga permainan seperti kesukaan Aria sepak bola," kata Ade Rai, dalam acara Sapa Indonesia Siang di Kompas TV (18/9/2016).
"Yang Kedua tentunya melatih kekuatan otot rangka dengan melakukan yang disebut resistance training atau pengencangan otot," tambah Ade.
Lebih lanjut Ade menyebutkan khusus untuk Aria sebenarnya beberapa kegiatan yang dilakukan memang harus sangat pelan-pelan karena perlu waktu lebih.
"Jadi yang dilakukan untuk melatih otot kakinya yang paling gampang dan sederhana adalah dia melakukan gerakan-gerakan yang melangkah. Langkah naik turun, maju kakinya ke depan turun lagi kebelakang," imbuh Ade.
Salah satu yang dilakukan Aria adalah gerakan kontraksi statis.
Baca Juga: Pindah Agama Usai Salat Tahajud, Penyanyi Jebolan Ajang Pencarian Bakat Ini Langsung Bikin Tato
"Jadi buat Aria sendiri sebenarnya kalo kita bilang gerakan-gerakannya itu harus sederhana. Strategi dalam hal ketika kadar lemaknya begitu tinggi fokus memang kepada cardiovascular exercise bukan resistance training, tapi tetap keduanya harus dilakukan," terangnya.
Ade Rai juga mengungkapkan kasus Aria Permana ini, bukanlah suatu kelainan tapi lebih kepada kelengahan atau kecerobohannya sendiri.
"Ketika Aria lahir dengan kondisi yang normal, berat badan juga normal pada awalnya, tapi makin lama makin meningkat karena makan berlebihan. Sekarang tinggal makannya dikurangi maka berat badannya berkurang," tutup Ade Rai.
Kini tubuh Aria sudah berubah, bahkan ia perawakannya sudah seperti teman-teman seumurannya. (*)
Source | : | Kompas TV,Tribun Jakarta,Singapore Health |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar