GridHEALTH.id - Sebuah studi yang diselenggarakan pada 2018 di Connecticut, Amerika Serikat melaporkan, gigi sehat pengaruhi kepercayaan diri anak.
Baca Juga: Sebelum ke Dokter, Ini Cara Mengobati Masalah Gigi dan Mulut di Rumah
Studi itu menyebutkan, dengan gigi sehat dan mulut bersih yang dipunyai, anak bisa mengaktualisasikan potensi dalam dirinya dengan berbekal kepercayaan diri.
Untuk bisa percaya diri, anak butuh nyaman dengan dirinya dan dukungan dari lingkungannya. Kenyamanan ini salah satunya didapatkan dari penampilan yang baik, antara lain gigi sehat terawat.
Gigi sehat pengaruhi kepercayaan diri anak ini berkaitan dengan kenyamanan dirinya. Semakin anak nyaman dengan dirinya, kepercayaan dirinya akan meningkat.
Jadi, kalau anak nyaman dengan dirinya, termasuk penampilan fisiknya, ia akan lebih percaya diri menjalani berbagai aktivitasnya.
Misalnya, lebih aktif bertanya di kelas, berani dan percaya diri berkomunikasi dengan teman sebayanya, dan lainnya.
Baca Juga: Ucapkan Maaf Berkali-Kali Di hadapan Keluarga Korban Kecelakaan, Benarkah Dul Jaelani Alami Trauma Berkepanjangan?
Kepercayaan diri ini perlu juga didukung oleh lingkungan. Kalau anak berpenampilan kurang baik, misal giginya rusak lantaran kurang menjaga kesehatan rongga mulut, orang lain di sekitarnya bisa saja berkomentar yang meruntuhkan kepercayaan dirinya. Alhasil, anak menutup diri dari lingkungan termasuk pergaulan dengan teman sebayanya.
Asal tahu saja, anak usia sekolah dasar hingga masa pubertas akan semakin peduli apa kata orang tentang dirinya, termasuk kata teman-temannya.
Baca Juga: Kasus Obesitas Semakin Banyak, Ini 5 Tanda Tubuh Mulai Kegemukan
Komentar teman signifikan pengaruhnya kepada anak, bisa meningkatkan kepercayaan diri anak atau sebaliknya.
Faktor kenyamanan diri ini tentunya tak lepas dari pentingnya menjaga kesehatan gigi untuk mencegah munculnya penyakit gigi yang berdampak buruk, baik terhadap aktivitas sehari-hari hingga prestasi akademiknya.
Penelitian membuktikan hal ini. Di negara maju, risiko anak memiliki nilai rendah empat kali lebih besar pada anak yang jarang sikat gigi.
Sementara di Indonesia, menurut penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan sebuah merek pasta gigi, nilai tinggi dalam tes matematika didapati pada anak yang rajin sikat gigi.
Tidak hanya itu. Gigi sehat juga membuatnya nyaman menebar senyum yang dampaknya luas terhadap pengembangan dirinya.
Ditinjau dari sudut pandang psikologis, senyum pada anak punya banyak makna. Senyum adalah bentuk emosi positif, juga respons terhadap sesuatu yang menyenangkan.
Baca Juga: Kaus Kaki Basah Segera Ganti Karena Berisiko Timbulkan Penyakit
Di samping itu, senyum juga bentuk komunikasi. Pada anak, senyum yang juga merupakan bentuk kontak sosial merupakan indikator penting dalam perkembangan keterampilan sosialnya.
Anak yang suka bergaul dan murah senyum akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Maka dengan begitu, ia pun tengah mengembangkan kemampuan membangun kontak sosial.
Baca Juga: Konsumsi Brokoli Secara Teratur Kurangi Risiko Alzheimer di Usia Lanjut
Untuk bisa senyum dengan nyaman tanpa merasa khawatir teman sebaya akan mengomentari negatif, gigi sehat menjadi salah satu syaratnya. (*)
Source | : | Nakita.id,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar