GridHEALTH.id – Skoliosis adalah salah satu penyakit tulang, yang menyebabkan melengkungnya tulang belakang ke samping atau membentuk huruf C atau S.
Skoliosis awalnya bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, namun jika dibiarkan akan bertambah parah, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan.
Selain itu, skoliosis juga dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ruang di dalam dada, sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik dan menyebabkan sistem pernapasan terganggu.
Tanda-tanda tulang belakang yang mengalami skoliosis, yaitu :
Baca Juga: 6 Fakta Skioliosis, Kelainan pada Tulang Belakang yang Jarang Disadari
1. Tulang belakang yang tampak melengkung atau condong ke satu sisi; bahu terlihat tidak rata
2. Tulang bahu, rusuk, atau pinggul yang terlihat mencuat di satu sisi.
3. Terasa sakit pada bagian punggung; dan tidak pasnya pakaian dengan postur tubuh.
Melansir laman Mayo Clinic, penyebab terjadinya kelainan tulang belakang ini belum dapat dipastikan, tapi tampaknya skoliosis ini disebabkan oleh faktor keturunan.
Sedangkan penyebab lain dari skoliosis ini, yaitu :
- Kondisi neuromuskuler, seperti cerebral palsy atau gangguan pada otak dan saraf, serta distorsi otot
- Cacat lahir yang memengaruhi perkembangan tulang belakang
- Cedera atau infeksi pada tulang belakang
Kelainan tulang belakang ini dapat diderita oleh segala usia, mulai bayi hingga orang dewasa. Namun, paling sering terjadi pada remaja berusia 10 hingga 15 tahun.
Tak hanya biasa dialami remaja, rupanya kelainan tulang belakang ini juga rentan diderita oleh wanita.
Melansir Kompas.com, Labana Simanihuruk, seorang ahli fisiologi dan anatomi menuturkan bahwa skoliosis lebih banyak terjadi pada wanita.
Hal ini diasumsikan karena wanita memiliki otot yang lebih sedikit daripada laki-laki, sehingga tulang belakang membentuk kurva dan akan lebih mudah terkena skoliosis.
Salah satu gejala fisik skoliosis yang kerap dialami wanita, yaitu adanya pembesaran satu sisi pada payudara.
“Kalau perempuan skoliosis, apalagi pada bagian thoracic, rata-rata payudaranya akan besar sebelah karena rotasinya. Tapi bukan karena ukurannya yang membesar, hanya karena posisinya,” ucap Labana.
Baca Juga: Awas Jangan Sembarangan Diet, Bisa-bisa Terkena Osteoporosis
Tak hanya itu, skoliosis rupanya juga bisa membahayakan wanita, terutama saat masa kehamilan.
“Kalau perempuan yang mempunyai skoliosis punya kendala sakit punggung, sakit punggungnya menjadi sangat parah waktu hamil dan kemungkinan sulit mendapatkan anak karena skoliosis itu ada efek jaringan saraf ke reproduksi,” jelas Labana.
Meskipun demikian, hal baik yang bisa didapatkan saat masa penyembuhan kelainan tulang belakang pada ini, yaitu tulang belakang wanita lebih mudah dibentuk dan bisa kembali normal, daripada tulang belakang milik pria.
Artinya, dengan mengikuti prosedur penangan yang tepat, skoliosis pada wanita akan lebih bisa disembuhkan ketimbang pada pria.
Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Wanita Lebih Berisiko Menderita Osteoporosis
Skoliosis merupakan penyakit tulang yang tidak bisa dicegah dan membutuhkan waktu lama untuk menyembuhkannnya.
Untuk itulah, segera perikasakan kondisi tulang belakangn ke dokter apabila merasakan tanda-tanda skoliosis.(*)
Source | : | Kompas.com,WebMD,Mayo Clinic |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar