Pendapat anak kemudian didengarkan dan mendapat tanggapan dari keluarganya. Kondisi ini bisa terjadi bila anak tidak merasa tertekan dengan pola pengasuhan dari kedua orangtuanya.
Baca Juga: Mata Juling, Bisakah Disembuhkan? Simak Penjelasan Dokter Mata
Hal yang sama terjadi bila anak hendak meminta sesuatu. Anak bisa mengkomunikasikan apa yang diinginkan dengan jelas dan tegas kepada orangtua.
Bila tidak dituruti, anak tidak mengeluarkan reaksi berlebihan dan mau mendengarkan alasan orangtua.
“Anak dengan pola asuh baik tidak tantrum bila keinginannya belum terpenuhi. Sebaliknya anak yang dengan tantrum keinginannya bisa terpenuhi, akan melakukan hal yang sama berulang kali. Ketika tantrum ada emosi yang tidak terkatakan, hal inilah yang kemungkinan memunculkan ilusi,” kata Mahar.
Pola asuh yang tidak imbang antara ayah dan ibu, juga memperbesar kemungkinan anak menderita skizofrenia.
Kondisi terlalu dekat atau terlalu jauh dengan salah satu, akan menghasilkan anak dengan kapasitas adaptasi yang buruk.
Akibatnya anak mudah tertekan dan memicu ketidakseimbangan dopamin, yang merupakan penyebab terjadinya skizofrenia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar