GridHEALTH.id - Duka mendalam tengah dirasakan keluarga besar Ammar Zoni dan Irish Bella, pasalnya, mereka harus merelakan kedua bayi kembar perempuan itu harus kembali menghadap Sang Ilahi.
Bayi kembar Aiona Aisyah Bella Akbar dan Aiora Khadijah Bella Akbar dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (6/10/2019) lalu.
Meninggalnya kedua bayi kembar itu membuat Ammar Zoni tak henti mengisak tangis, bahkan kabarnya Irish Bella yang kini masih menjalani perawatan pasca operasi sesar di Rumah Sakit Harapan Kita, Jalan S Parman, Palmerah, Jakarta Barat tersebut disinyalir masih merasa syok.
Bagaimana tidak, bayi kembar yang selalu dinanti dengan penuh antusias itu harus mengembuskan napas terakhir di usia kandungan 26 minggu.
Gatot Abdurrazak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang menangani Irish Bella mengatakan, janin kembar pesinetron cantik itu diduga meninggal pada Jumat (4/10/2019) pukul 08.00 WIB.
"Jantung janin bayi yang resipien (penerima darah) sudah bengkak. Seluruh tubuh bengkak dan pertumbuhan janinnya kecil. Maka harus menjalani tindakan sesar," kata Gatot Abdurrazak di Rumah Sakit Harapan Kita, seperti dikutip dari Warta Kota pada Senin (7/10/2019).
Semula, Irish Bella datang ke rumah sakit pada Jumat pagi. Saat itu kondisi kehamilan Irish Bella sudah stage 4 (bahaya).
Baca Juga: Asam Urat Alias Gout Bisa Dihalau Dengan 3 Jenis Olahraga Ini
"Minggu pagi saya datang visit, detak jantung masih ada, tapi tekanan darah ibunya naik, mirror syndrome juga naik," jelas Gatot Abdurrazak.
Mirror syindrome atau disebut juga Ballantyne syndrome, terjadi ketika janin mengalami penumpukan cairan yang tidak normal, sedangkan ibu mengalami preeklamsia atau suatu kondisi tekanan darah tinggi.
Seorang ibu hamil yang mengalami sindrom ini biasanya mengalami gejala, seperti pembengkakan parah, tekanan darah tinggi, berat badan berlebih dalam waktu singkat, juga adanya protein dalam urine.
Baca Juga: Asam Urat di Usia Muda Kerap Diabaikan, Padahal Ini Risikonya
Hal ini seperti yang dialami Irish Bella yang menyebut dirinya mengalami pembengkakan di masa kehamilan.
Dari laman resmi University of Pittsburgh Medical Center (UPMC), sindrom cermin ini ditemukan selama tes darah atau hemodelusi yang menunjukkan adanya kelebihan plasma dalam darah dan jumlah sel darah merah yang lebih rendah, hal ini biasanya disebabkan oleh peningkatan cairan.
Menurut penuturan dokter, Irish Bella kemudian dipindahkan ke ruang HCU pukul 09.00 WIB.
Saat itu janin bayi kembar Irish Bella diketahui sudah memiliki detak jantung.
Mirror syndrome juga biasanya disebabkan oleh hidrops janin, yang merupakan kumpulan cairan dalam janin, sehingga cairan dapat menumpuk di bawah kulit, di perut, di sekitar paru-paru, atau di sekitar jantung.
Hidrops janin mungkin disebabkan oleh adanya gangguan jantung, gangguan metabolisme, anemia, infeksi, bahkan sindrom genetik.
Namun sayangnya, janin bayi kembar tersebut sudah meninggal dalam kandungan Irish Bella sehingga harus dilakukan tindakan sesar untuk mengeluarkan janin.
Ia mengatakan, solusio plasenta berlangsung cepat. Sementara janin bayi kembar Irish Bella hanya memiliki satu plasenta dan dua tali pusat.
"Meninggalnya akibat sebagian plasenta yang lepas atau solusio plasenta. Itu disebabkan preklamsi yang disebabkan mirror syndrome," ujar Gatot Abdurrazak.
"Tekanan darah naik dan membuat plasenta lepas hingga aliran darah tidak lancar ke bayi," lanjutnya.
"Bayi kembar ini adalah donor resipien (penerima) twin to twin transfusion syndrome (TTTS)," ujarnya.
Twin to twin transfusion syndrome (TTTS) adalah penyakit plasenta (atau setelah lahir) yang memengaruhi kehamilan kembar identik yang berbagi plasenta monokorionik yang sama.
Plasenta umumnya juga dapat dibagi secara tidak merata oleh si kembar, dan satu kembar mungkin memiliki bagian yang terlalu kecil untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh secara normal atau bahkan bertahan hidup.
Begitulah kronologi meninggalnya dua bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni. (*)
Source | : | Warta Kota,UPMC |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar