GridHEALTH.id – Kutu kepala atau yang biasa disebut kutu rambut, adalah sebuah kondisi dimana kepala seseorang terdapat dan atau dipenuhi kutu.
Nah, seseoran yang menderita kutu kepala alias kutu rambut biasanya akan merasakan gatal di seluruh kepalanya.
Untuk diketahui, kutu kepala, atau pediculus humanus capitis, adalah serangga parasit yang ternyata tidak hanya ditemukan di di kepala saja, bisa juga ditemukan di bulu mata manusia.
Adapun rasa gatal yang dialami mereka yang kutuan alias di kepalanya ada kutu, karena kutu yang ada di kepalanya sedang menghisap darah di kulit kepala kita.
Siapa yang berisiko terkena kutu kepala alias kutu rambut? Menurut Centers for Disease Control (CDC) and Prevention, kutu kepala ditemukan pada masyarakat di seluruh dunia.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian Mendadak, Inilah Jam-jam Dilarang Mandi!
Di Amerika Serikat, infestasi kutu paling sering terjadi pada anak-anak pra-sekolah yang sering berada di penitipan anak, di kelas yang mana di kelasnya ada anak yang kutuan, juga di rumah yang ada anggota rumah yang kutuan.
Hingga berita ini diturunkan, data dari CDC belum ada data yang menyebutkan berapa banyak orang Amerika serikat yang kutuan. Tapi diperkirakan ada 6 juta hingga 12 juta penularan kutu kepala di antara anak-anak usia 3 hingga 11 tahun.
Tapi data data CDC menyebutkan, di Amerika Serikat kasus kutu kepalau jauh lebih jarang terjadi di antara orang Afrika-Amerika daripada di antara orang-orang dari ras lain.
Sedangkan menurut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, guru besar IPB saat di wawancara GridHEALTH.id via WA (17/10) mengatakan, “Hampir seluruh daerah di Indonesia, masyarakatnya ada yang kutuan. Karena hampir disetiap daerah ada kebiasaan atau budaya mencari kutu di kalangan kaum wanita atau ibu ibu.”
Satu hal yang perlu kita catat, menurut Mayo Clinic, infestasi kutu kepala, yang disebut pediculosis capitis, paling sering menyerang anak-anak dan biasanya hasil dari transfer langsung kutu dari rambut satu orang ke rambut orang lain.
Nah, mengenai kutu ini kepala ini menurut kidshealth.org, gigitan kutu di kulit kepala selain bisa menimbulkan rasa gatal, juga iritasi, dan menggaruknya dapat menyebabkan infeksi.
Baca Juga: Tak Ternilai Harganya, Sunan Muria Wariskan Buah Parijoto Untuk Atasi Masalah Sulit Hamil
Kutu kepala tidak berbahaya dan tidak menyebarkan penyakit.
Kutu kepala pun bukan pertanda kebersihan yang buruk. Kutu kepala bisa menghampiri siapa saja, tidak peduli apakah dia itu orang yang bersih atau kotor.
Jadi yang penting mengenai masalah ini adalah mengobati kutu segera untuk mencegah penyebarannya.
Sebab kutu kepala ini adalah penyakit komunitas. Satu orang di sebuah komunitas kutuan, maka anggota kemunitas lainnya bisa tertular.
Untuk mengobati kutu ada dua cara. Mengatasinya dengan obat dan dengan cara tradisional tanpa obat.
Mengatasi kutu dengan obat
Obat-obatan: Sampo obat khusus kutu, krim, hair tonic khusus, lotion kepala anti kutu.
Jika obat-obatan anti kutu yang digunakan produk over-the-counter (OTC) pastikan itu aman, khususnya untuk anak jika ingin mengatasi kutu anak.
Penting diketahui, di beberapa daerah, kutu telah mengembangkan resistensi terhadap beberapa obat.
Jadi efektifnya mintalah dokter atau apoteker untuk merekomendasikan obat anti kutu yang efektif di daerah kita tinggal.
Baca Juga: Akibat Kurangnya Pemahaman Medis, Donor Mata di Indonesia Masih Dianggap Tabu
Mengatasi kutu dengan cara tradisional
Cara ini kerap dilakukan oleh banyak ibu-ibu di pedasaan dikala senggang. Yaitu mencari kutu dengan tangan.
Cara ini sangat efektif jika dibarengi dengan treatment pengobatan.
Nah, untuk mengatasi kutu dengan tangan ini, alangkah baiknya dengan menggunakan alat bantu berupa sisir kerep alias sisi bergigi halus dan rapat setiap 3-4 hari selama 3 minggu.
Mari kita perang melawan dan membasmi kutu kepala.(*)
Source | : | Mayo Clinic,cdc.gov,kidshealth.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar