Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka perokok pada usia 15 tahun ke atas menunjukkan penurunan menjadi 33,8 % setelah sebelumnya 36,3 % pada tahun 2013, padahal target yang dicanangkan pemerintah sebelumnya sebesar 20 %.
Justru, perokok pada usia remaja malah mengalami kenaikan dari 7,2 % menjadi 9,1 %.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlambat, Kenali 3 Gejala Awal Osteoporosis Pemicu Komplikasi
Selain itu, masalah rokok di Indonesia juga kembali menjadi masalah baru yang serius setelah kehadiran vape alias rokok elektrik.
Bahkan prevelensi pengguna vape pun dinilai berkembang cukup cepat, dimana Riskesdas tahun 2018 menunujukan angka 2,7 % setelah sebelumnya hanya 2 % pada Sirkesnas 2016.
Baca Juga: Tak Hanya Diabetes, Keseringan Makan Gula Juga Bisa Picu Osteoporosis
Menurut American Lung Association, komponen utama rokok elektrik adalah cairan yang terkandung dalam kartrid.
Cairan tersebut terbuat dari nikotin yang diekstraksi dari tembakau dan dicampur dengan basa (biasanya propilen glikol), dan mungkin juga ditambahkan perasa, pewarna, dan bahan kimia lainnya (seperti formaldehyde dan acrolein).
Source | : | CNN,depkes.go.id,lung.org,e-cigarettes.surgeongeneral.gov |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar