Hal itu seperti yang diungkap sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Obesity Society dari University of Pennsylvania mengenai body shaming.
Menurut studi tersebut rasa sakit dari pesan-pesan olokan mengenai bentuk tubuh dapat berdampak pada kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme.
Meskipun kesannya hanya bercanda atau ingin membantu seseorang yang bertubuh gemuk, mengolok tubuh seseorang bisa jadi justru menghancurkan motivasi serta rasa percaya dirinya.
Ini tentunya bisa membuat hormon kortisol meningkat yang menyebabkan stres, peningkatan berat badan, hingga depresi.
Bahkan risiko paling yang sangat besar dan fatal dari depresi akibat body shaming adalah bunuh diri.
Sejak insiden itu, anak sulung Melly, Ale tak terima dirinya mendapat bully dan menjadi bahan tertawaan.
Source | : | Instagram,penntoday.upenn.edu |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar