GridHEALTH.id – Ribut-ribut menentang imunisasi rupanya tak hanya terjadi di Indonesia. Padahal manfaat imunisasi ini sungguh luar biasa sehingga pemerintah malah mewajibkan, termasuk WHO (Badan Kesehatan Dunia).
Baca Juga: Saat Terserang Cacar Air, Begini yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan
Berikut ada kejadian menarik di Italia. Bagaimana kalau seseorang yang berpengaruh, menentang kebijakan imunisasi cacar, tapi ternyata dia malah kena? Nah, lo.
Hal ini terjadi pada Massimiliano Fedriga, gubernur wilayah Friuli-Venezia Giulia di Italia. Dilansir dari The Guardian, Fedriga selama ini menentang rencana pemerintah Italia mewajibkan setiap anak di negeri itu mendapatkan vaksinasi cacar.
Uniknya, pekan lalu Fedriga mengaku, dia sempat dirawat di rumah sakit akibat terkena cacar air. Pengakuan ini membuat Fedriga menjadi bahan olok-olok netizen di media sosial.
Sebelumnya, politisi sayap kanan dari Partai La Liga ini mengkritik dekrit Lorenzin yang mewajibkan pemberian vaksin cacar air pada 2017. Fedriga menyebut dekrit itu sebagai "Stalinis".
Dia mengatakan, pemerintah seharusnya bekerja sama dengan keluarga-keluarga untuk meyakinkan mereka memberikan vaksinasi 12 penyakit untuk anak-anak mereka, termasuk cacar air.
Meski mendukung vaksinasi sukarela, Fedriga sudah dicap sebagai sosok "anti-vaksin" dan para netizen menyebut dia mendapatkan ganjaran karena menentang kemajuan sains.
Meski anak-anak Fedriga semua telah mendapatkan vaksinasi, dan vaksinasi cacar air belum ada di masa kanak-kanak sang politisi, tetap saja kondisi Fedriga menjadi bahan olok-olok netizen.
Fedriga diizinkan pulang dari rumah sakit pada Senin (18/3/2019) dan dia menyatakan terima kasih kepada semua yang mendoakan kesembuhannya.
Salah satu yang mendapatkan ucapan terima kasih adalah Roberto Burioni, seorang pengacara yang mendukung kewajiban vaksinasi cacar air.
Kebijakan wajib vaksinasi diadopsi Italia setelah terjadi sebuah wabah cacar air. Menurut kebijakan ini, anak-anak yang belum divaksin cacar air dilarang mendaftar sekolah dan ditaruh di tempat penitipan anak.
Selain itu, para orangtua yang belum memberikan vaksin cacar air kepada anak mereka bisa dijatuhi denda hingga 560 dolar AS.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin cacar air pada usia di atas 12 bulan, dengan usia terbaik sebelum memasuki sekolah dasar.
Baca Juga: Akui Sempat Depresi, Nunung Alami Kekurangan Oksigen di Otak Hingga Disuntik Puluhan Kali di Kepala
Jika vaksin diberikan pada anak usia di atas 13 tahun, vaksin cacar air dapat diberikan sebanyak dua kali dengan jarak waktu pemberian sekitar 1 bulan. (*)
Source | : | The Guardian,Kompas Health,idai.or.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar