Peserta penelitian yang melaporkan disfungsi ereksi, dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung, gagal jantung, kematian jantung mendadak, dan stroke, baik yang bersifat fatal maupun non-fatal.
Sedangkan menurut Mayo Clinic, banyak ahli percaya bahwa disfungsi ereksi mendahului penyakit jantung mungkin karena masalah dengan lapisan dalam pembuluh darah, yang memengaruhi aliran darah ke jantung dan penis.
Para penulis berpendapat, bahwa disfungsi ereksi memengaruhi hampir 20% laki-laki di atas usia 20 tahun.
"Temuan kami menunjukkan bahwa dokter harus melakukan penapisan lebih lanjut pada laki-laki dengan disfungsi ereksi, terlepas dari faktor risiko jantung lainnya dan harus mempertimbangkan untuk mengelola faktor risiko lain - seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol - yang jauh lebih agresif," tambah Blaha.
Peserta penelitian adalah bagian dari Studi Multi-Etnis yang sedang berlangsung tentang Aterosklerosis, setelah lebih dari 6.000 orang di seluruh Amerika Serikat yang memiliki latar belakang etnis dan ras yang beragam.
Selama empat tahun penelitian, total 115 serangan jantung, stroke, serangan jantung, dan kematian jantung mendadak dilaporkan.
6,3% laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi mengalami kondisi kesehatan dan kejadian buruk tersebut dibandingkan dengan hanya 2,6% laki-laki yang tidak mengalami disfungsi ereksi.
Source | : | Mayo Clinic,Nakita.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar