Zielinsky menyebut bahwa garam berkontribusi secara besar terhadap tingkat peningkatan bakteri pada kulit pasien penderita dermatitis atopik. Bakteri jenis ini diketahui bertahan hidup pada kondisi bergaram.
Baca Juga: Berbagai Hal yang Dapat Membuat Kita Muntah, Dari Adanya Penyakit Sampai Sebal Melihat Orang
Zielinski menyebut bahwa timnya masih belum menemukan bagaimana garam secara langsung menyebabkan alergi.
"Kami masih belum dapat menemukan bagaimana garam dalam jumlah besar berpindah ke kulit," jelas Zielinsky.
"Untuk alasan tersebut, kami juga belum yakin bagaimana pola makan tinggi garam dan rendah garam dapat berhubungan dengan tampilan dan pertumbuhan dari dermatitis atopik atau kondiri alergik lainnya," sambungnya.
Meski masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, sudah jelas bahwa mengurangi garam adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan demi kesehatan. (*)
Source | : | Medical Daily,BBC |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar