GridHEALTH.id - Mengurangi asupan natrium, yang terdapat pada garam, bisa mengurangi tekanan darah dan risiko terkena penyakit jantung.
Baca Juga: Pria Ini Hampir Mati Gara-gara Memegang Iphone, Ternyata Alergi Terhadap Bahan di Ponsel Mahal Itu
Harap tahu, penyakit kardiovaskular (CDV) atau yang biasa kita sebut sebagai penyakit jantung adalah penyebab utama kematian secara global, berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Diperkirakan 17,8 juta orang meninggal karena CVD pada tahun 2017, mewakili sekitar 32% dari semua kematian di seluruh dunia.
Sedangkan, tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah risiko utama untuk CVD, terutama serangan jantung dan stroke.
Ketika naik terlalu tinggi, tekanan itu menyebabkan kerusakan pada banyak organ, termasuk jantung, ginjal , otak , dan bahkan mata.
Memang benar bahwa natrium atau sodium merupakan hal penting bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan secara keseluruhan, mengangkut oksigen dan nutrisi, dan memungkinkan saraf untuk berdenyut dengan listrik.
Tetapi sebagian besar masyarakat justru mengonsumsi garam lebih banyak daripada yang disarankan.
Berdasarkan BBC, pedoman merekomendasikan untuk orang dewasa mengonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara 1 sendok teh.
Kini ada alasan lain untuk menghindari konsumsi garam berlebih, mengingat sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa kandungan sodium klorida yang ada di garam dapur dapat menghadirkan sel tertentu yang berakibat pada munculnya kondisi alergi.
Dilansir dari Medical Daily, diketahui bahwa garam bisa menyebabkan peningkatan sel Th2 di tubuh serta membuat sel yang seharusnya tak menyebabkan alergi berubah menjadi sel yang berhubungan dengan alergi.
Pada penelitian ini, peneliti fokus pada efek yang muncul dari konsumsi garam oleh pasien dermatitis atopik atau kondisi kulit kronis.
Hasil temuan ini menjelaskan bahwa bagian kulit yang terkena efek penyakit ini meningkat seiring kehadiran garam.
Tingkat sodium pada kulit pasien yang terinfeksi meningkat hingga 30 kali lipat dibanding pada kulit sehat.
Baca Juga: Berbagai Hal yang Dapat Membuat Kita Muntah, Dari Adanya Penyakit Sampai Sebal Melihat Orang
"Semakin tinggi tingkat sodium pada kulit yang terpengaruh hampir menyerupai karakteristik dari dermatitis atopik," jelas Christina Zielinski, peneliti dan profesor dari Technical University of Munich.
Zielinsky menyebut bahwa garam berkontribusi secara besar terhadap tingkat peningkatan bakteri pada kulit pasien penderita dermatitis atopik. Bakteri jenis ini diketahui bertahan hidup pada kondisi bergaram.
Baca Juga: Berbagai Hal yang Dapat Membuat Kita Muntah, Dari Adanya Penyakit Sampai Sebal Melihat Orang
Zielinski menyebut bahwa timnya masih belum menemukan bagaimana garam secara langsung menyebabkan alergi.
"Kami masih belum dapat menemukan bagaimana garam dalam jumlah besar berpindah ke kulit," jelas Zielinsky.
"Untuk alasan tersebut, kami juga belum yakin bagaimana pola makan tinggi garam dan rendah garam dapat berhubungan dengan tampilan dan pertumbuhan dari dermatitis atopik atau kondiri alergik lainnya," sambungnya.
Meski masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, sudah jelas bahwa mengurangi garam adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan demi kesehatan. (*)
Source | : | Medical Daily,BBC |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar