GridHEALTH.id - Nasib memilukan harus diterima Casuni (19), ibu muda asal Blok Song Tengah, Desa Pabean Udik, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.
Keinginan Casuni melihat anaknya untuk pertama kali tidak bisa terwujud hingga menghembuskan napas terakhirnya.
Diakhir hayatnya pun kondisi Casuni sangat mengkhawatirkan, dimana tubuhnya kurus kering seperti tulang yang dibungkus kulit saja.
Baca Juga: Viral Bayi Dempet Kepala Ditemukan di Cianjur, Kasihan Mereka Mengalami Penyakit Berat Lainnya
Dilansir dari TribunJabar, Surtini (32), sepupu Casuni mengatakan saudaranya itu tengah menderita penyakt mematikan TBC (Tuberkulosis) dan paru-paru.
Casuni menderita penyakit tersebut semenjak melahirkan anak pertamanya pada 11 bulan yang lalu.
Nahas akibat penyakit yang dideritanya, anak kandung Casuni justru diambil paksa oleh ibu mertuanya yang khawatir penyakitnya itu menular ke bayinya.
TBC diketahui merupakan infeksi menular yang biasanya menyerang paru-paru yang dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti otak dan tulang belakang.
Penyakit paru ini disebabkan oleh jenis bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan NHS UK, virus menyebar ketika seseorang dengan penyakit TBC aktif batuk atau bersin dan orang lain menghirup tetesan yang dikeluarkan.
Terkait TBC dan penyakit paru-paru membuat tubuh kurus hal ini dikarenakan dampak dari hiperkatabolisme dan peningkatan metabolisme tubuh lainnya.
Diketahui penderita TBC, tubuhnya akan mengalami perubahan metabolisme untuk mengaktifasi sistem imun sebagai respon terhadap infeksi kuman seperti perombakan sel yang meningkat (hiperkatabolisme).
Menurut Surtini, Casuni sangat ingin bertemu dengan anak semata wayangnya itu.
Baca Juga: Keengganan Ahok Menjalin Komunikasi Dengan Veronica Tan, Akhirnya Terungkap
"Sekarang kan dia sakit, dirawat di rumah sakit, cuma sempet dibawa pulang, sekarang kritis seperti begini pengen ketemu anaknya enggak kesampean," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di rumah duka, Selasa (3/12/2019).
Bahkan dirinya sempat meminta bantuan dari pemerintah desa untuk mewujudkan keinginan terakhir Casuni bertemu anaknya dengan harapan kondisi sepupunya itu bisa membaik.
Namun, usaha tersebut tetap tidak membuahkan hasil karena larangan dari mertua Casuni.
Mertua dan anak Casuni yang baru berusia 11 bulan itu disebut baru hadir di rumah duka ketika jenazah Casuni tengah disalatkan.
"Sampai sekarang meninggal baru didatengin anaknya oleh mertuanya," ujarnya.
Surtini menyampaikan, hingga saat meninggal dunia, Casuni belum pernah melihat anaknya tersebut.
Begitu pula sebaliknya, anak kandung Casuni pun baru pertama kali melihat ibu itu setelah menjadi almarhum.
"Semenjak keluar dari rumah sakit (setelah melahirkan) sampai meninggal, almarhum belum ketemu anaknya," ucapnya.
Selain ingin bertemu anaknya, Casuni juga ternyata berpesan sebelum meninggal ingin bertemu dengan ayah kandungnya.
Ayah kandungnya itu sudah sekitar 15 tahun tidak pulang, ia bekerja di Batam sebagai nelayan.
"Sudah dikabari keluarga ayahnya di Batam tapi katanya sedang di laut, minggu depan baru pulang, jadi sampai sekarang belum tahu almarhum sudah meninggal," ucapnya.
Sementara itu Surtini menceritakan, kondisi Casuni sebelum meninggal sangat mengkhawatirkan, tubuhnya kurus kering dan hanya menyisakan tulang dan kulit.
Dalam pesakitannya Casuni juga tidak bisa berbaring, sepanjang hari dia hanya terduduk jongkok memeganggi kedua lututnya.
Baca Juga: Kehamilan Dengan Obesitas Pada Ibu Rentan Terkena Gangguan Tidur
Di rumah kecilnya itu, Casuni hanya dirawat oleh neneknya yang sudah sangat tua serta bibinya yang tunawicara.
Faktor ekonomi membuat Casuni tidak bisa mendapat perawatan kesehatan yang maksimal untuk menyembuhkan penyakit keras yang dideritanya.
"Gak bisa berbaring, Mas. Itu kakinya juga sudah tidak bisa diluruskan lagi, sempat dirawat di rumah sakit bantuan dari Dinsos tapi tidak lama. Di sana tidak ada yang nungguin, neneknya sudah tua, bibinya kan tunawicara. Jadi, dirawatnya di rumah," ucap dia.
Baca Juga: Studi : Ada Hubungan Gangguan Tidur dengan Munculnya Diabetes Tipe 2
Selain itu, Casuni juga hanya bisa menangis sepanjang hari. Ia menitikkan air mata setiap kali teringat anak dan ayahnya.
Melihat kisah diatas, semoga tidak terjadi lagi Casuni-Casuni lainnya diluar sana.(*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Nhs.uk,TribunJabar |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar