4. Hindari asap dan pewangi
Parfum dan pewangi ruangan kamar memang memberi kesan ruangan menjadi wangi dan bersih.
Namun kedua benda ini ternyata memicu batuk alergi timbul kembali.
Selain itu, asap rokok, asap kendaraan, atau asap pembakaran makanan seperti sate dan steak di udara terbuka pun memicu batuk alergi menjadi tambah parah.
Baca Juga: Nagita Slavina Rogoh Kocek Sejuta Cuma Untuk Satu Buah Melon, Raffi Ahmad; Benar-benar Sultan
Bagi penderita batuk akibat alergi, sepertinya asap dan pewangi ini harus dihindari, apalagi di saat menjelang tidur atau bangun tidur.
Udara dingin yang bercampur dengan asap dan pewangi ini akan men dorong paru-paru dan tenggorokan sehingga terasa gatal bahkan bisa saja menjadi sesak napas.
5. Minum obat batuk
Ketika mandi air panas dan teh panas sudah dikonsumsi tapi batuk tidak reda, coba dapat beralih ke obat-obatan yang dijual bebas untuk meredakan batuk, seperti:
- Dekongestan
Dekongestan meredakan hidung tersumbat dengan menyusutkan jaringan hidung yang bengkak dan mengurangi produksi lendir.
Obat ini juga mengeringkan lendir di paru-paru dan membuka saluran udara.
Obat-obatan ini berbentuk pil, cairan, dan semprotan hidung dengan banyak merek dagang.
Cari dekongesten yang mengandung fenilefrin atau pseudoefedrin sebagai bahan aktif meredakan batuk.
Tetapi hati-hati karena obat-obatan ini dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita hipertensi, penyakit jantung atau masalah medis lainnya perlu berhati-hati dalam menggunakannya.
Selain itu, terlalu sering menggunakan dekongestan dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan, yang dapat memicu batuk kering.
Cara terbaik untuk menggunakannya selama 2 atau 3 hari dan kemudian berhenti.
- Ekspektoran
Jika batuk sangat banyak sehingga dada menjadi sakit dan tidur malam menjadi buruk, pertimbangkan penekan batuk seperti dextromethorphan.
Dr. Yoder merekomendasikan penggunaan penekan batuk (ekspektoran) hanya pada malam hari saja.(*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | WebMD,acaai.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar