GridHEALTH.id - Sudah sepantasnya seorang istri harus berbakti kepada suami demi terciptanya rumah tangga utuh.
Baik di saat duka maupun duka, seorang istri yang sudah berjanji sehidup semati harus mampu melayani suami dengan baik.
Jangan sampai terjadi kejadian sadis seperti yang belum lama terjadi, yaitu seorang wanita yang membabi buta memukuli suaminya dengan tongkat.
Beredar foto dan video viral seorang pria penderita stroke dipukuli istrinya hingga mata dan hidungnya berdarah-darah di Jakarta.
Video istri pukuli suami yang menderita stroke tersebar di beberapa akun media sosial.
Berawal dari unggahan akun Instagram @tante_officially, pada Selasa (17/12/2019), terlihat seorang suami mengenakan kaus polo putih tengah duduk di kursi.
Dalam video tersebut, tampak sang istri mengambil tongkat yang biasa digunakan suami untuk berjalan, sambil mengarahkan tongkatnya ke arah suami, sang istri ini lantas memaki-maki suaminya.
Emosi sang istri pun tampak memuncak hingga akhirnya ia memukuli sang suami yang hanya terduduk tanpa tenaga di kursi.
Sayangnya, sang suami yang hanya berteriak 'mama.. mama' seperti meminta tolong itu seperti terabaikan begitu saja.
Usut punya usut, sang suami telah membuatnya kelelahan akibat sering buang air besar di celana layaknya bayi.
Meski demikian, masalah tersebut langsung menjadi viral dan ditangani Polsek Metro Penjaringan.
Menurut Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Imam Rifai mengatakan, butuh dua minggu untuk memastikan kondisi kejiwaan wanita yang viral karena memukul suaminya yang terkena penyakit stroke.
"Oleh anggota diarahkan yang bersangkutan ke Rumah Sakit Jiwa di Grogol. Dari rumah sakit jiwa menyatakan bahwa perlu dilakukan observasi selama kurang lebih dua minggu," kata Imam di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (17/12/2019) malam.
Imam menjelaskan, peristiwa yang viral di berbagai media sosial itu terjadi pada 11 Desember 2019 lalu.
Saat mendapat informasi itu, polisi langsung mendatangi rumah mereka yang berada di Kawasan Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan Jakarta Utara.
Akan tetapi, saat itu pihak keluarga memutuskan untuk menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan karena ada dugaan bahwa si wanita mengalami gangguan kejiwaan.
Pengidap gangguan kejiwaan memang sering melakukan tindak kekerasan.
Bahkan menurut studi dari Harvard University yang dilakukan pada tahun 2006 menemukan, misalnya, bahwa 60% orang dengan skizofrenia cenderung bertindak keras terhadap orang lain, sementara 32% berpikir bahwa orang dengan depresi berat cenderung juga melakukan tindakan yang sama.
Kekerasan ini bisa disebabkan oleh beberapa fakto, seperti pengalaman kekerasan di masa lalu yang mungkin membuat seseorang bertindak lebih kasar dibanding orang lain.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor ini mungkin merupakan satu-satunya penentu tunggal seseorang akan melakukan kekerasan di masa depan.
Namun tak hanya itu, adanya dukungan dari lingkungan sosial yang membuatnya stres juga makin berdampak pada masa depan orang tersebut.
Orang dengan status sosial ekonomi rendah, lebih mungkin melakukan kekerasan daripada yang lain.
Bahkan seseorang tanpa pekerjaan alias pengangguran, perpisahan atau perceraian, bahkan depresi merawat diri sendiri dan orang lain juga dapat meningkatkan risiko kekerasan.
Orang-orang yang menjadi korban kejahatan kekerasan dalam satu tahun terakhir juga lebih cenderung untuk menyerang seseorang.
Entah gangguan kejiwaan jenis apa, semoga saja kasus seorang istri memukuli suami yang menderita stroke ini segera selesai.
Meski begitu, banyak sumpah serapah menghujani tindakan istri yang memukuli suami tersebut. (*)
Source | : | Harvard Health Publising,Instagram |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar